KATA
PENGANTAR
Puji
syukur kehadirat Allah Swt, selama beberapa hari menulis laporan ini alhamdullillah
dapat terselesaikan dengan baik. Ucapan terima kasih kepada bapak Satrio Budi
Wibowo,M.Pd Psi yang telah membimbing kami dalam mata kuliah Assesmen Psikologi
Tehnik tes, bapak SATRIO BUDI WIBOWO, M.Pd Psi sebagai dosen pengampu mata
kuliah Assesmen psikologi tehnik tes beserta asisten mata kuliah sdr. Hadi
Pranoto, dkk. Terima kasih pula kepada teman-teman satu angkatan yang telah
membantu dan bekerja sama, baik dalam pembelajaran mata kuliah Assesmen
psikologi tehnik tes maupun dalam penulisan
laporan.
Selama
satu tahun belajar teori dan praktek mata kuliah Assesmen psikologi tehnik tes ,kami
mendapatkan banyak pengalaman berharga, terutama dalam kaitannya dengan kompetensi
yang harus kami kuasai. Saya juga tidak
dapat mengingkari adanya rasa kebosanan setiap kali harus praktek mata kuliah
ini berulang-ulang dengan waktu yang lama per pertemuan. Akan tetapi,
manfaatnya begitu besar bagi saya. Bahkan saya merasa masih kurang mampu, dan
ingin terus belajar.
Demikian,
semoga laporan ini tidak hanya bermanfaat bagi saya, tetapi juga dapat bermanfaat
bagi teman-teman yang lain. Amin.
Metro,
17 Januari 2013
DAFTAR
ISI
Halaman Judul
Kata Pengantar
Daftar Isi
Bab I Pendahuluan
A. Pentingnya
Mata Kuliah Bagi Petugas BK
B. Kedudukan
Mata Kuliah dalam Kerangka Kompetensi BK
C. Maksud dan
Tujuan Tes Intelegensi
D. Maksud dan
Tujuan Tes Bakat
E. Maksud dan
Tujuan Tes Kepribadian MBTI
Bab II Laporan Hasil Tes
A. Identitas
Testi
B. Analisis
Hasil
1.Tes
Intelegensi
a)
APM
b)
CFIT
2.Tes
Bakat
a)
DAT
b)
Kraepelin
3.
Tes Kepribadian
a)
MBTI
Bab III Penutup
A. Kesimpulan
B. Saran
Lampiran-Lampiran
BAB
I
PENDAHULUAN
A.
Pentingnya
Mata Kuliah Bagi Petugas BK
Pentingnya
Mata Kuliah Praktikum Pemahaman Individu Teknik Testing bagi Pengurus BK.Agar
layanan bimbingan dan konseling yang diberikan kepada konseli dapat tepat dan
terarah, pembimbing atau pentugas BK harus memahami keadaan klien terlebih
dahulu. Untuk dapat memahami klien, petugas BK harus mempunyai data-data atau
keterangan tentang klien tersebut. Data-data atau keterangan tersebut didapat
melalui teknik testing maupu teknik non-testing. Teknik testing adalah teknik
memahami individu dengan tes sebagai instrumennya. Sedangkan teknik non-testing
adalah teknik memahami individu dengan non-test sebagai
instrumennya. Untuk dapat memahami individu dengan sebaik-baiknya, maka
pembimbing atau petugas BK perlu mengumpulkan berbagai keterangan atau data
tentang masing-masing individu, yang dapat diperoleh melalui kegiatan pengukuran
dan asesmen psikologis melalui pemahaman individu teknik testing.
Pengukuran
dapat diartikan sebagai prosedur pemberian seperangkat tugas atau persoalan
secara sistematis untuk memperoleh gambaran tingkah laku, sifat-sifat atau
atribut psikologis/ pendidikan dari individu secara representatif dan hasilnya
dikelempokkan dengan sistem angka atau cara tertentu. Sedangkan asesemen adalah
proses pengumpulan dan diskusi tentang data atau informasi yang diperoleh dari
berbagai sumber untuk memahami secara mendalam tentang individu termasuk
karakteristik, keadaan, kemajuaan, dan capaiannya.
Data maupun keterangan yang terkumpul akan menentukan tingkat pemahaman individu dan jenis bantuan yang akan diberikan. Melalui pemahaman tersebut, individu dapat memperoleh salah satu langkah yang harus dilaksanakan oleh pembimbing atau petugas BK. Praktik Pemahaman Individu Teknik Testing ini diarahkan untuk memberikan kesempatan kepada mahasiswa BK yang nantinya menjadi petugas BK untuk mempraktikkan penerapan teknik pemahaman individu dengan tes. Oleh karena itu, pemahaman individu teknik testing ini sangat penting bagi petugas BK maupun calon petugas BK, karena diharapkan nantinya petugas BK mampu memahami hakikat, fungsi, dan tujuan teknik-teknik testing untuk kepentingan pengajaran dan bimbingan serta mampu memahami individu dengan teknik teknik yang dipakai dalam bimbingan dan konseling.
Data maupun keterangan yang terkumpul akan menentukan tingkat pemahaman individu dan jenis bantuan yang akan diberikan. Melalui pemahaman tersebut, individu dapat memperoleh salah satu langkah yang harus dilaksanakan oleh pembimbing atau petugas BK. Praktik Pemahaman Individu Teknik Testing ini diarahkan untuk memberikan kesempatan kepada mahasiswa BK yang nantinya menjadi petugas BK untuk mempraktikkan penerapan teknik pemahaman individu dengan tes. Oleh karena itu, pemahaman individu teknik testing ini sangat penting bagi petugas BK maupun calon petugas BK, karena diharapkan nantinya petugas BK mampu memahami hakikat, fungsi, dan tujuan teknik-teknik testing untuk kepentingan pengajaran dan bimbingan serta mampu memahami individu dengan teknik teknik yang dipakai dalam bimbingan dan konseling.
B. Kedudukan Mata
Kuliah dalam Kerangka Kompetensi BK
Untuk mengetahui bagaimana kedudukan mata kuliah
Praktik Pemahaman Individu Teknik Testing dalam Kerangka Kompetensi BK di
sekolah, maka terlebih dahulu perludiketahui apa kompetensi petugas BK
tersebut.Dalam BCC disebutkan bahwa profil kemampuan dasar konseling sekolah
adalah :
b) Menguasai bahan bimbingan
c) Mampu mengelola layanan bimbingan
d) Mampu mengelola layanan konseling
e) Mampu menggunakan media dan sumber-sumber bimbingan
f) Mampu menyelenggarakan administrasi bimbingan di
sekolah
g) Mampu melaksanakan tugas-tugas bimbingan yang
berkaitan dengan pengajaran
h) Menguasai landasan-landasan kependidikan/bimbingan
i)
Memahami proses
pengajaran
j)
Memahami
asas-asas penelitian dan menafsirkan hasil-hasil penelitian
pendidikan/bimbingan guna keperluan bimbingan dan konseling.
Masing-masing kemampuan (kompetensi) dasar tersebut
dibagi-bagi lagi atas beberapa subkompetensi.Disini hanya akan dibicarakan
sub-subkompetensi untuk kompetensi mampu mengelola layanan bimbingan
(kompetensi no. 2).Adapun sub-subkompetensi untuk kompetensi 2 tersebut adalah
:
a) Memberikan layanan bimbingan kepada individu (siswa)
b) Bekerja sama dengan guru sehubungan dengan tugasnya
dengan murid.
c) Bekerja sama dengan kepla sekolah sehubungan dengan
tanggung jawabnya terhadap murid
d) Bekerja sama dengan orang tua sehubungan dengan
tanggung jawabnya terhadap murid/anak
e) Bekerja sama dengan masyarakat/industri/lembaga luar
f) Mengevaluasi hasil guna layanan bimbingan.
Masing-masing subkompetensi dibagi-bagi lagi atas
beberapa butir kompetensi. Di sini hanya akan dibicarakan subkompetensi 1)
yaitu memberikan layanan bimbingan kepada individu (siswa) yang terbagi atas
tujuh butir kompetensi yaitu :
a) Menyelenggarakan layanan artikulasi
b) Menyelenggarakan layanan orientasi.
c) Menyelenggarakan layanan informasi
d) Menyelenggarakan layanan inventarisasi data pribadi
e) Menyelenggarakan layanan penempatan
f) Menyelenggarakan layanan referral
g) Menyelenggarakan layanan tindak lanjut dan penilaian.
Untuk mencapai masing-masing butir kompetensi tersebut
perlu diberikan sejumlah pengalaman belajar. Pengalaman belajar yang akan
diberikan dalam mata kuliah Praktik Pemahaman Individu Teknik Testing adalah
pengalaman belajar untuk mencapai butir kompetensi (d) yaitu menyelenggarakan
layanan inventarisasi data pribadi.Dari uraian tersebut maka jelaslah bahwa
mata kuliah Praktik Pemahaman Individu Teknik Testing merupakan salah satu mata
kuliah yang memberikan pengalaman belajar untuk mencapai salah satu butir
kompetensi petugas bimbingan dan konseling di sekolah.
Mata
kuliah praktikum assesmen psikologi teknik testing ditawarkan dalam rangka
membantu mahasiswa calon konselor mempersiapkan diri untuk terampil merencanakan
layanan asessmen teknik testing, menggunakan, mengolah,menganalisis hasil
penggunaan asessemn teknik testing serta melaporkannya.
Ø Maksud dan Tujuan Tes Intelegensi
Inteligensi merupakan faktor pembawaan atau faktor
dasar yang dimiliki seseorang yang ikut menentukan berhasil tidaknya
seseorang dalam proses belajarnya, sehingga bagaimanapun diusahakannya
peralatan, kondisi, serta metode yang sempurna, pada akhirnya hasil belajar
seseorang akan ditentukan oleh tingkat kecerdasan orang tersebut. Untuk
mengetahuinya dapat menggunakan instrumen tes inteligensi. Tes intelegensi
merupakan suatu teknik atau alat yang digunakan untuk mengungkapkan tarap
kemampuan dasar seseorang yaitu kemampuan dalam berpikir, bertindak dan
menyesuaikan dirinya secara efektif.
1) Advanced
Progressive Matrics (APM)
Advanced Progressive Matrices (APM) merupakan salah
satu alat tes non-verbal yang digunakan untuk mengukur kemampuan dalam hal
pengertian dan melihat hubungan-hubungan bagian gambar yang tersaji serta
mengembangkan pola pikir yang sistematis. Penyajian tes ini dapat dilakukan
secara klasikal dan individu. Tes ini mengukur general factor dari spearman dan
sebagian kecil spatial aptitude, inductive reasoning, dan perceptual accuracy. Tes
ini disusun oleh J.C Raven pada tahun 1943. Tes APM terdiri dari dua set dan
bentuknya non-verbal. Set pertama disajikan dalam buku tes yang berisikan 12
butir soal. Set kedua berisikan 36 butir soal tes.Untuk mengungkap kemampuam
efisiensi intelektual.
Tes APM ini sesungguhnya untuk membedakan secara jelas
antara individu-individu yang berkemampuan intelektual lebih dari normal bahkan
yang berkemampuan intelektual superior. Digunakan untuk orang normal tanpa
batasan waktu. Untuk mengukur kemampuan observasi dan clear thinking. Jika tes
ini dipergunakan dengan batasan waktu tertentu selama 40 menit misalnya,
berarti tes ini dapat diketahui untuk kecepatan dan ketepatan kemampuan
intelektual.Tujuan tes ini adalah untuk mengatur tingkat intelegensi, di
samping untuk tujuan analisis klinis.
2)
Culture Fair Scale Intelligence (CFIT)
Menurut manual aslinya, Tes Kecerdasan Culture Fair
dirancang sedemikian rupa, sehingga pengaruh kelancaran verbal, kondisi budaya,
dan tingkat pendidikan terhadap hasil tes diperkecil (Cattell, 1973). Tes
kecerdasan Culture Fair berusaha menghindari antara lain: unsur-unsur (1)
bahasa, (2) kecepatan, dan (3) isi yang terikat budaya.
Tes ini diciptakan oleh Cattell pada ahun 1920-an,
mengalami beberapa kali revisi dan penelitian untuk mengetahui tingkat
validasi. Dalam tahun 1949, skala culture fair mengalami revisi, dan hasilnya
tetap dipakai sampai sekarang, mengalami sedikit revisi pada tahun 1961.Tujuan
utama rancangan dan susunan tes ini adalah:
a) Menciptakan instrumen yang secara psikometria
sehat, berdasar teori yang komperehensif, dengan validitas dan reliabilitas
semaksimal mungkin.
b).Memperkecil pengaruh budaya-budaya dan kondisi
masyarakat yang tidak relevan, tetapi tetap mempergunakan atau mempertahankan
kegunaan prediktif untuk berbagai tingkah laku konkrit.
c). Pelaksanaan penyajian dan penyekoran yang sangat mudah dan penggunaan waktu tes yang relative ekonomis. (Sutarlinah S, 1983).Tes ini dipergunakan untuk keperluan yang berkaitan dengan faktor kemampuan mental umum atau kecerdasan.
1. Skala 1 = untuk anak usia 4 – 8 tahun, dan individu yang lebih tua yang mengalami cacat mental.
2. Skala 2 = untuk anak usia 8
– 14 tahun dan untuk orang dewasa yang memiliki kecerdasan dibawah normal.
3. Skala 3 = untuk usia sekolah lanjutan atas dan
orang dewasa dengan kecerdasan tinggi
Ø Maksud dan Tujuan Tes Bakat
Tes bakat adalah tes yang mengungkap bakat seseorang,
yang juga merupakan kemampuan intelligensi khusus. Dengan mengetahui bakat
seseorang, maka proses pendidikan dapat diarahkan pada bidang-bidang yang sesuai,
sehingga akan lebih mudah mencapai hasil.Tes bakat dilakukan dengan tujuan yang
berkaitan dengan bidang pendidikan dan industri. Dalam bidang pendidikan,
dengan mengetahui bakat siswa maka ia dapat diarahkan sesuai dengan bakatnya
tersebut agar siswa dapat mencapai prestasi sesuai dengan bakat yang
dimilikinya. Hasil tes bakat sangat bermanfaat khususnya pada saat penjurusan,
baik di SMA maupun SMK, dan untuk menentukan pilihan fakultas atau jurusan yang
diinginkan di perguruan tinggi.
Tes
bakat memiliki tujuan, antara lain:
1) Untuk
membantu merencanakan dan membuat keputusan mengenai pilihan pendidikan maupun
pekerjaan
2) Untuk
mendiagnosa masalah belajar yang dialami seseorang
3) Sebagai
sarana untuk mengetahui sedini mungkin bakat-bakat yang dimiliki seseorang.
Ø Differential
Aptitude Test (DAT)
Tes ini berusaha untuk menentukan ke arah manakah
kecenderungan bakat seseorang itu. Dari hasil tes tersebut dapat diperoleh skor
seseorang dari masing-masing sub tes, yaitu:
a)
Tes Kemampuan
Verbal (Verbl Reasoning)
Sebagai kemampuan memberikan pengertian dalam hal
bahasa. Untuk mengetahui seberapa jauh seseorang dapat mengerti ide-ide dan
konsep-konsep yang dinyatakan dalam bentuk kata-kata. Selain itu untuk
mengetahui seberapa mudah seseorang dapat berpikir dan memecahkan
masalah-masalah yang dinyatakan dalam bentuk kata-kata.
b)
Tes Kemampuan
Numerik (Numerical Reasoning)
Sebagai kemampuan dalam hal hitungan angka. Untuk
mengetahui seberapa baik seseorang dapat mengerti ide-ide dan konsep-konsep
yang dinyatakan dalam bentuk angka-angka. Selain itu, seberapa mudah seseorang
dapat berpikir dan memecahkan masalah-masalah dengan angka-angka.
c)
Tes Penalaran
abstrak (Abstract Reasoning)
Isi subtes ini dirancang untuk mengungkap pemahaman
umum testee. Kemampuan dalam memberikan pengertian dan pemahaman materi yang
bersifat abstrak.
d)
Tes Kecepatan
dan Ketelitian (Clerical speed and accurary)
Kemampuan di dalam hal kecepatan dan ketelitian.
Tujuannya adalah untuk mengukur kecepatan memberi jawaban atau tanggapan
dalam suatu persepsi sederhana, mengungkap kecepatan persepsi, mengingat dengan
cepat, kemampuan memberi tanggapan. Untuk mengetahui seberapa cepat dan teliti
seseorang dapat menyelesaikan tugas-tugas tulis menulis, pekerjaan pembukuan
atau ramu meramu yang sangat diperlukan di kantor- kantor, laboratorium,
perusahaan dagang, gudang, dan tempat- tempat lain.
e) Tes Pengertian Mekanik (Machanical Reasoning)
Kemampuan di dalam hubungannya dengan permesinan.
Mengukur aspek daya penalaran di bidang kerja mekanis dan prinsip fisika, yang
merupakan salah satu faktor intelligensi dalam arti luas. Penyajian tes ini
dapat dilakukan secara perseorangan maupun kelompok. Waktu yang ditentukan
untuk mengerjakan tes ini ialah 30 menit. Sedangkan waktu untuk instruksi
sekitar lima sampai dengan sepuluh menit.
Tujuan tes ini untuk mengetahui kemampuan khusus dalam
bidang kemampuan mekanik. Dengan mengetahui kemampuan ini maka dapat ditentukan
jurusan studi maupun untuk memilih pekerjaan. Bidang pekerjaan yang membutuhkan
kemampuan ini antara lain tukang kayu, ahli mesin, pemelihara mesin, dan
perakit (assembler). Tes ini juga untuk mengetahui seberapa mudah seseorang
memahami prinsip-prinsip umum ilmu pengetahuan alamiah sebagaimana terlihat
dalam kejadian sehari-hari yang berhubungan dengan kehidupan. Untuk mengetahui
seberapa baik seseorang mengerti tata kerja atau hokum-hukum, yang berlaku
dalam perkakas-perkakas sederhana, mesin-mesin,dan peralatan-peralatan.
f) Tes Ruang Bidang (Space Relation)
Kemampuan dalam hubungannya dengan ruang. Tes ini
mengukur kemampuan berpikir secara visual dari bentuk geometris memahami gambar
dari dua dimensi untuk menjadi bentuk tiga dimensi. Tes ini dapat disajikan
secara individual maupun secara klasikal. Waktu penyajian total waktu sekitar
delapan menit dengan perincian tiga menit untuk memberikan penjelasan dan lima
menit untuk mengerjakan soal.
g) Pemakaian Bahasa: Mengeja (Language Usage)
Mengukur kemampuan membedakan tata bahasa yang baik
dan benar, tanda baca, dan penggunaan kata, serta untuk mengukur seberapa baik
seseorang mengeja kata dalam bahasa Inggris atau bahasa Indonesia.
Adapun tujuan dari DAT adalah :
1) Untuk mendapat prosedur penilaian yang ilmiah,
terintegrasi, dan
standard.
standard.
2) Untuk melakukan prediksi dalam bidang pendidikan
dan pekerjaan
3)untuk pelajaran atau pekerjaan/profesi yang
memerlukan persepsi
hubungan antara benda-benda
hubungan antara benda-benda
4) untuk mengungkap prestasi belajar pada bidang
tertentu agar lebih spesifik (kemampuan khusus).
Ø Kraepelin
Tes kraeplin adalah tes bakat tuggal. Tes kraeplin ini
untuk mengetahui bakat (kemampuan) seseorang dalam bekerja. Faktor- factor yang
diungkap dalam tes ini adalah:
a) Kecepatan kerja (Panker), yang ditunjukan pada
berapa prestasi yang dicapai dalam mengerjakan tes
b) Ketelitian kerja (Tianker), yang ditunjukan pada
berapa kesalahan (salah+loncatan) yang diperbuatdalam mengerjakan tes
c) Keajegan kerja (Janker), yang ditunjukan dengan
irama kerja seseorang di dalam mengerjakan tes
d) Ketahanan kerja (Hanker), yaitu ditunjukan oleh
garis ausdaner dalam mengerjakan tes.
D.Maksud
dan tujuan tes kepribadian (mbti)
Berdasarkan
tes kepribadian yang paling populer yaitu MBTI.
Apakah Anda siap untuk mengetahui refleksi diri Anda? Tes ini merupakan
analisis menyeluruh dari kepribadian Anda. Anda akan jauh lebih memahami siapa
diri Anda sebagai pribadi dan memaksimalkannya. Apa formula, kekuatan, relationships
dan juga pilihan karir yang sesuai dengan pribadi Anda.
Tes
ini bersifat gratis atau tanpa dipungut biaya. Jalankan tes sesuai dengan diri
Anda, bukan berdasarkan kondisi emosi sesaat. Kerjakan pada saat kondisi diri
Anda benar-benar nyaman. Tidak ada jawaban benar dan salah di dalam tes ini.
MBTI
ini berdasarkan pemikiran C.G Jung (1921-1971)
mengenai persepsi, judgment dan sikap yang digunakan oleh setiap tipe yang
berbeda dari individu. Persepsi adalah kemampuan psikologis individu untuk
sadar pada hal-hal, orang-orang dan ide-ide. Judgment melibatkan berbagai cara
untuk menyimpulkan apa yang telah dipersepsikan individu tersebut. Kalau orang
berbeda satu sama lain ketika mempersepsikan sesuatu juga ketika melakukan
judgment, maka perbedaan ini juga mempengaruhi minat, ketrampilan, nilai-nilai
serta reaksi mereka. MBTI dibuat untuk mempelajari tipe kepribadian berdasarkan
teoriJung.
MBTI atau Myers-Briggs Type Indicator sendiri merupakan instrumen tes yang sangat populer di kalangan pemerhati kepribadian individu. MBTI dikembangkan oleh Katharine Cook Briggs dan putrinya yang bernama Isabel Briggs Myers (dari merekalah kemudian nama MBTI berasal) pada era Perang Dunia II untuk membantu para pencari kerja menemukan tipe pekerjaan yang paling cocok untuk mereka : apakah mereka cocok menjadi pilot, manajer, dokter, atau bos mafia?
Tujuan MBTI
adalah untuk mengungkap kepribadian: arah, minat, kecakapan,
kemampuan,gayakerja,ataupun gaya komunikasi.
v Aplikasi praktis tes MBTI adalah:
a)
Memahami diri
sendiri
b)
Memahami orang lain
c)
Menghargai perbedaan
d)
Pengembangan diri
e)
Memilih karir
f)
Team building
g)
Penyelesaian konflik
h)
Memperbaiki komunikasi
v MBTI tidak Mengukur:
a)
Gangguan kejiwaan
b)
Abnormalitas
c)
Emosi
d)
Trauma
e)
Daya Belajar
f)
Tingkat kedewasaan
g)
Penyakit
h)
Intelegensia
v MBTI Mengukur Preferensi;
a)
Bagian keberadaan kita
b)
Tidak ada benar salah
c)
Tidak ada kurang – lebih baik
Dalam MBTI,
ada 4 dikotomi mengenai aspek-aspek yang mempengaruhi perilaku seseorang,
diantaranya:
a)
Bagaimana/dari mana seseorang memperoleh energi;
apakah dari luar diri (extravert/E), atau dari dalam diri (introvert/I).
b)
Bagaimana seseorang mendapatkan informasi; apakah
melalui panca indra (sensing/S) atau imajinasi (intuiting/N),
c)
Bagaimana seseorang membuat keputusan; apakah
berdasarkan pemikiran (thinking/T) atau perasaan (feeling/F),
d)
Bagaimana orientasi kehidupan seseorang; apakah dengan
menilai (judging/J) atau dengan memahami (perceiving/P).
Dalam tes
MBTI, kita akan disodori sejumlah pertanyaan yang pada intinya akan mengarahkan
kita pada sisi mana kita berada untuk keempat dimensi di atas. Untuk dimensi
Extrovert (E) vs. Introvert (I) misalnya, apakah kita cenderung berada pada
sisi E atau I. Demikian juga untuk dimensi lainnya. Karena terdapat empat
dimensi, maka kemungkinan kombinasinya menjadi 16 tipe : (ENTJ, ISTJ, ENFP,
dst). Silahkan lihat dibawah tipe keperibadian pada bagian interpreasialattes MBTI.
BAB II
LAPORAN HASIL TES
A. Identitas Testee
Nama
: DEVY INDAYANI
Jenis
Kelamin : Perempuan
Pekerjaan
: Mahasiswa
Pendidikan
: S1 MATEMATIKA FKIP UMM Smt. 3
Alamat
: Purbolinggo,raman utara
Tanggal
Lahir : 17 januari 1993
Umur
: 19 Tahun
Tanggal
Tes : 17 Desember 2012
B. Analisis Hasil
1.
Tes Intelegensi
A . Advanced Progressive Matrics
(APM)
1)
Hasil tes APM testee Terlampir
2) Hasil
tidak dianalisis
B . Culture Fair Intelligence Test (CFIT)
1) Hasil
tes CFIT testee Terlampir
2)
Hasil tidak
dianalisis
2. Tes Bakat
A.
Differential
Aptitude Test (DAT)
1)
Hasil tes DAT testee terlampir
2)
Hasil tidak dianalisis
B.
Kreaplin
1) Hasil
tes kreaplin testee
2) Hasil
tidak dianalis
3.
Tes kepribadian (MBTI)
1) Hasil tes MBTI testee terlampir
2) hasil dianalisis
HASIL ANALISIS SKOR INTROVERT DAN
EKSTROVERT
NO
|
5
|
7
|
10
|
11
|
15
|
20
|
28
|
29
|
31
|
35
|
38
|
45
|
52
|
60
|
skor
|
Kunci jawaban
|
B
|
B
|
A
|
A
|
A
|
A
|
B
|
A
|
A
|
B
|
A
|
A
|
B
|
B
|
|
Introvert
|
0
|
1
|
1
|
0
|
0
|
0
|
0
|
1
|
1
|
0
|
0
|
0
|
1
|
0
|
5/15=0,33
|
Ekstrovert
|
1
|
0
|
0
|
1
|
1
|
1
|
1
|
0
|
0
|
1
|
1
|
1
|
0
|
1
|
9/15=0,6
|
HASIL ANALISIS SKOR SANSING DAN
INTUITION
NO
|
6
|
8
|
13
|
16
|
18
|
22
|
25
|
27
|
34
|
36
|
41
|
43
|
46
|
51
|
53
|
Skor
|
Kunci jawaban
|
B
|
A
|
A
|
A
|
B
|
B
|
A
|
A
|
A
|
A
|
A
|
A
|
A
|
A
|
A
|
|
Sansing
|
1
|
1
|
1
|
0
|
1
|
O
|
O
|
1
|
1
|
1
|
0
|
1
|
O
|
O
|
1
|
9/15=0,6
|
intuition
|
0
|
0
|
0
|
1
|
0
|
1
|
1
|
0
|
0
|
0
|
1
|
0
|
1
|
1
|
0
|
6/15=0,4
|
HASIL ANALISIS SKOR THINKING DAN FEELING
NO
|
14
|
4
|
9
|
17
|
30
|
32
|
23
|
37
|
39
|
42
|
48
|
49
|
55
|
57
|
58
|
Skor
|
Kunci jawaban
|
A
|
A
|
B
|
A
|
A
|
B
|
A
|
A
|
B
|
A
|
A
|
B
|
A
|
A
|
A
|
|
Thinking
|
0
|
1
|
1
|
1
|
0
|
1
|
O
|
1
|
0
|
1
|
0
|
0
|
1
|
O
|
1
|
8/15=0,53
|
feeling
|
1
|
0
|
0
|
0
|
1
|
0
|
1
|
0
|
1
|
0
|
1
|
1
|
0
|
1
|
0
|
7/15=0,46
|
HASIL ANALISIS SKOR JUDGING DAN
PERCEREUING
NO
|
1
|
3
|
12
|
19
|
21
|
24
|
26
|
33
|
40
|
44
|
47
|
58
|
54
|
56
|
59
|
Skor
|
Kunci jawaban
|
B
|
A
|
B
|
A
|
B
|
A
|
B
|
B
|
B
|
B
|
A
|
B
|
A
|
A
|
B
|
|
Judging
|
1
|
1
|
1
|
0
|
1
|
0
|
1
|
0
|
1
|
1
|
0
|
0
|
0
|
1
|
0
|
8/15=0,53
|
percereuing
|
0
|
0
|
0
|
1
|
0
|
1
|
0
|
1
|
0
|
0
|
1
|
1
|
1
|
0
|
1
|
7/15=0,46
|
Sehingga
yang berdominan dalam hasil analisis skor tes MBTI dapat disimpulkan bahwa
memiliki kepribadian ESTJ (konservatif-disiplin) yaitu:
1) Praktis,realitis,berpegang
pada fakta dengan dorongan alamiah untuk bisnis dan mekanis
2) Sangat sistematis,prosedural dan terencana
3) Disiplin,on
time dan pekerja keras
4) Konservatif
dan cenderung kaku
5) Tidak
tertarik pada subyek yang tidak berguna baginya,tapi dapat menyesuaikan diri
jika diperlukan
BAB
III
PENUTUP
A.
Kesimpulan
Dari
uraian diatas dapat disimpulkan bahwa testee tersebut memiliki kepribadian ESTJ
(Konservatif - Disiplin) yaitu:
a)
Praktis, realistis,
berpegang pada fakta, dengan dorongan alamiah untuk bisnis dan mekanistis.
b)
Sangat sistematis,
procedural dan terencana.
c)
Disiplin, on time dan
pekerja keras.
d) Konservatif dan cenderung kaku
e)
Tidak tertarik pada subject
yang tidak berguna baginya, tapi dapat menyesuaikan diri jika diperlukan
f)
Senang mengorganisir
sesuatu. Bisa menjadi administrator yang baik jika mereka ingat untuk
memperhatikan perasaan dan perspektif orang lain.
Saran Pengembangan:
a)
Kurangi keinginan untuk
mengontrol dan memaksa orang lain
b)
Belajarlah untuk mengontrol
emosi dan amarah Anda
c)
Cobalah untuk introspeksi
diri dan meluangkan waktu sejenak untuk merenung
d) Belajarlah untuk lebih sabar dan low profile
e)
Belajarlah untuk memahami
orang lain.
Saran Profesi: Militer, Manajer, Polisi, Hakim, Pengacara, Guru, Sales, Auditor,
Akuntan, System Analyst
B.
Saran
Hasil
analisis tes intelegensi, bakat dan mbti ini tidak dapat sepenuhnya digunakan
sebagai teknik pemahaman individu. Oleh karena itu, penggunaannya harus pula
dikuatkan dengan teknik pemahaman individu teknik testing yang lain. Adapun beberapa
hasil tes intelegensi yang berbeda-beda, dapat dikarenakan banyak faktor, seperti
instrumen tes yang diragukan lagi validitasnya, kondisi testi, cara tester menjelaskan
kepada testi, dan physical setting.
Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.
BalasHapus