Rabu, 25 Desember 2013

LAPORAN PRAKTIKUM TES INTELEGENSI, TES BAKAT DAN TES KEPRIBADIAN (MBTI)



KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah Swt, selama beberapa hari menulis laporan ini alhamdullillah dapat terselesaikan dengan baik. Ucapan terima kasih kepada bapak Satrio Budi Wibowo,M.Pd Psi yang telah membimbing kami dalam mata kuliah Assesmen Psikologi Tehnik tes, bapak SATRIO BUDI WIBOWO, M.Pd Psi sebagai dosen pengampu mata kuliah Assesmen psikologi tehnik tes beserta asisten mata kuliah sdr. Hadi Pranoto, dkk. Terima kasih pula kepada teman-teman satu angkatan yang telah membantu dan bekerja sama, baik dalam pembelajaran mata kuliah Assesmen psikologi tehnik  tes maupun dalam penulisan laporan.
Selama satu tahun belajar teori dan praktek mata kuliah Assesmen psikologi tehnik tes ,kami mendapatkan banyak pengalaman berharga, terutama dalam kaitannya dengan kompetensi yang harus kami kuasai. Saya  juga tidak dapat mengingkari adanya rasa kebosanan setiap kali harus praktek mata kuliah ini berulang-ulang dengan waktu yang lama per pertemuan. Akan tetapi, manfaatnya begitu besar bagi saya. Bahkan saya merasa masih kurang mampu, dan ingin terus belajar.
Demikian, semoga laporan ini tidak hanya bermanfaat bagi saya, tetapi juga dapat bermanfaat bagi teman-teman yang lain. Amin.
Metro, 17 Januari 2013





DAFTAR ISI


Halaman Judul
Kata Pengantar
Daftar Isi
Bab I Pendahuluan
A. Pentingnya Mata Kuliah Bagi Petugas BK
B. Kedudukan Mata Kuliah dalam Kerangka Kompetensi BK
C. Maksud dan Tujuan Tes Intelegensi
D. Maksud dan Tujuan Tes Bakat
E. Maksud dan Tujuan Tes Kepribadian MBTI
Bab II Laporan Hasil Tes
A. Identitas Testi
B. Analisis Hasil
1.Tes Intelegensi
a)      APM
b)      CFIT
2.Tes Bakat
a)      DAT
b)      Kraepelin
3. Tes Kepribadian
a)      MBTI
Bab III Penutup
A. Kesimpulan
B. Saran
Lampiran-Lampiran


BAB I
PENDAHULUAN

A.    Pentingnya Mata Kuliah Bagi Petugas BK
Pentingnya Mata Kuliah Praktikum Pemahaman Individu Teknik Testing bagi Pengurus BK.Agar layanan bimbingan dan konseling yang diberikan kepada konseli dapat tepat dan terarah, pembimbing atau pentugas BK harus memahami keadaan klien terlebih dahulu. Untuk dapat memahami klien, petugas BK harus mempunyai data-data atau keterangan tentang klien tersebut. Data-data atau keterangan tersebut didapat melalui teknik testing maupu teknik non-testing. Teknik testing adalah teknik memahami individu dengan tes sebagai instrumennya. Sedangkan teknik non-testing adalah teknik memahami individu dengan non-test sebagai instrumennya. Untuk dapat memahami individu dengan sebaik-baiknya, maka pembimbing atau petugas BK perlu mengumpulkan berbagai keterangan atau data tentang masing-masing individu, yang dapat diperoleh melalui kegiatan pengukuran dan asesmen psikologis melalui pemahaman individu teknik testing.
Pengukuran dapat diartikan sebagai prosedur pemberian seperangkat tugas atau persoalan secara sistematis untuk memperoleh gambaran tingkah laku, sifat-sifat atau atribut psikologis/ pendidikan dari individu secara representatif dan hasilnya dikelempokkan dengan sistem angka atau cara tertentu. Sedangkan asesemen adalah proses pengumpulan dan diskusi tentang data atau informasi yang diperoleh dari berbagai sumber untuk memahami secara mendalam tentang individu termasuk karakteristik, keadaan, kemajuaan, dan capaiannya.

            Data maupun keterangan yang terkumpul akan menentukan tingkat pemahaman individu dan jenis bantuan yang akan diberikan. Melalui pemahaman tersebut, individu dapat memperoleh salah satu langkah yang harus dilaksanakan oleh        pembimbing    atau     petugas            BK. Praktik Pemahaman Individu Teknik Testing ini diarahkan untuk memberikan kesempatan kepada mahasiswa BK yang nantinya menjadi petugas BK untuk mempraktikkan penerapan teknik pemahaman individu dengan tes. Oleh karena itu, pemahaman individu teknik testing ini sangat penting bagi petugas BK maupun calon petugas BK, karena diharapkan nantinya petugas BK mampu memahami hakikat, fungsi, dan tujuan teknik-teknik testing untuk kepentingan pengajaran dan bimbingan serta mampu memahami individu dengan teknik teknik yang dipakai dalam bimbingan dan konseling.
B. Kedudukan Mata Kuliah dalam Kerangka Kompetensi BK
Untuk mengetahui bagaimana kedudukan mata kuliah Praktik Pemahaman Individu Teknik Testing dalam Kerangka Kompetensi BK di sekolah, maka terlebih dahulu perludiketahui apa kompetensi petugas BK tersebut.Dalam BCC disebutkan bahwa profil kemampuan dasar konseling sekolah adalah :
b)      Menguasai bahan bimbingan
c)      Mampu mengelola layanan bimbingan
d)     Mampu mengelola layanan konseling
e)      Mampu menggunakan media dan sumber-sumber bimbingan
f)       Mampu menyelenggarakan administrasi bimbingan di sekolah
g)      Mampu melaksanakan tugas-tugas bimbingan yang berkaitan dengan pengajaran
h)      Menguasai landasan-landasan kependidikan/bimbingan
i)        Memahami proses pengajaran
j)        Memahami asas-asas penelitian dan menafsirkan hasil-hasil penelitian pendidikan/bimbingan guna keperluan bimbingan dan konseling. 
Masing-masing kemampuan (kompetensi) dasar tersebut dibagi-bagi lagi atas beberapa subkompetensi.Disini hanya akan dibicarakan sub-subkompetensi untuk kompetensi mampu mengelola layanan bimbingan (kompetensi no. 2).Adapun sub-subkompetensi untuk kompetensi 2 tersebut adalah :
a)      Memberikan layanan bimbingan kepada individu (siswa)
b)      Bekerja sama dengan guru sehubungan dengan tugasnya dengan murid.
c)      Bekerja sama dengan kepla sekolah sehubungan dengan tanggung jawabnya terhadap murid
d)     Bekerja sama dengan orang tua sehubungan dengan tanggung jawabnya terhadap murid/anak
e)      Bekerja sama dengan masyarakat/industri/lembaga luar
f)       Mengevaluasi hasil guna layanan bimbingan.
Masing-masing subkompetensi dibagi-bagi lagi atas beberapa butir kompetensi. Di sini hanya akan dibicarakan subkompetensi 1) yaitu memberikan layanan bimbingan kepada individu (siswa) yang terbagi atas tujuh butir kompetensi yaitu :
a)      Menyelenggarakan layanan artikulasi
b)      Menyelenggarakan layanan orientasi.
c)      Menyelenggarakan layanan informasi
d)     Menyelenggarakan layanan inventarisasi data pribadi
e)      Menyelenggarakan layanan penempatan
f)       Menyelenggarakan layanan referral
g)      Menyelenggarakan layanan tindak lanjut dan penilaian.
Untuk mencapai masing-masing butir kompetensi tersebut perlu diberikan sejumlah pengalaman belajar. Pengalaman belajar yang akan diberikan dalam mata kuliah Praktik Pemahaman Individu Teknik Testing adalah pengalaman belajar untuk mencapai butir kompetensi (d) yaitu menyelenggarakan layanan inventarisasi data pribadi.Dari uraian tersebut maka jelaslah bahwa mata kuliah Praktik Pemahaman Individu Teknik Testing merupakan salah satu mata kuliah yang memberikan pengalaman belajar untuk mencapai salah satu butir kompetensi petugas bimbingan dan konseling di sekolah.

Mata kuliah praktikum assesmen psikologi teknik testing ditawarkan dalam rangka membantu mahasiswa calon konselor mempersiapkan diri untuk terampil merencanakan layanan asessmen teknik testing, menggunakan, mengolah,menganalisis hasil penggunaan asessemn teknik testing serta melaporkannya.

Ø  Maksud dan Tujuan Tes Intelegensi
Inteligensi merupakan faktor pembawaan atau faktor  dasar yang dimiliki seseorang yang ikut menentukan berhasil tidaknya seseorang dalam proses belajarnya, sehingga bagaimanapun diusahakannya peralatan, kondisi, serta metode yang sempurna, pada akhirnya hasil belajar seseorang akan ditentukan oleh tingkat kecerdasan orang tersebut. Untuk mengetahuinya dapat menggunakan instrumen tes inteligensi. Tes intelegensi merupakan suatu teknik atau alat yang digunakan untuk mengungkapkan tarap kemampuan dasar seseorang yaitu kemampuan dalam berpikir, bertindak dan menyesuaikan dirinya secara efektif.

1)      Advanced Progressive Matrics (APM)

Advanced Progressive Matrices (APM) merupakan salah satu alat tes non-verbal yang digunakan untuk mengukur kemampuan dalam hal pengertian dan melihat hubungan-hubungan bagian gambar yang tersaji serta mengembangkan pola pikir yang sistematis. Penyajian tes ini dapat dilakukan secara klasikal dan individu. Tes ini mengukur general factor dari spearman dan sebagian kecil spatial aptitude, inductive reasoning, dan perceptual accuracy. Tes ini disusun oleh J.C Raven pada tahun 1943. Tes APM terdiri dari dua set dan bentuknya non-verbal. Set pertama disajikan dalam buku tes yang berisikan 12 butir soal. Set kedua berisikan 36 butir soal tes.Untuk mengungkap kemampuam efisiensi intelektual.
Tes APM ini sesungguhnya untuk membedakan secara jelas antara individu-individu yang berkemampuan intelektual lebih dari normal bahkan yang berkemampuan intelektual superior. Digunakan untuk orang normal tanpa batasan waktu. Untuk mengukur kemampuan observasi dan clear thinking. Jika tes ini dipergunakan dengan batasan waktu tertentu selama 40 menit misalnya, berarti tes ini dapat diketahui untuk kecepatan dan ketepatan kemampuan intelektual.Tujuan tes ini adalah untuk mengatur tingkat intelegensi, di samping untuk tujuan analisis klinis.
2)      Culture Fair Scale Intelligence (CFIT)

Menurut manual aslinya, Tes Kecerdasan Culture Fair dirancang sedemikian rupa, sehingga pengaruh kelancaran verbal, kondisi budaya, dan tingkat pendidikan terhadap hasil tes diperkecil (Cattell, 1973). Tes kecerdasan Culture Fair berusaha menghindari antara lain: unsur-unsur (1) bahasa, (2) kecepatan, dan (3) isi yang terikat budaya.
Tes ini diciptakan oleh Cattell pada ahun 1920-an, mengalami beberapa kali revisi dan penelitian untuk mengetahui tingkat validasi. Dalam tahun 1949, skala culture fair mengalami revisi, dan hasilnya tetap dipakai sampai sekarang, mengalami sedikit revisi pada tahun 1961.Tujuan utama rancangan dan susunan tes ini adalah:
a) Menciptakan instrumen yang secara psikometria sehat, berdasar teori yang komperehensif, dengan validitas dan reliabilitas semaksimal mungkin.
b).Memperkecil pengaruh budaya-budaya dan kondisi masyarakat yang tidak relevan, tetapi tetap mempergunakan atau mempertahankan kegunaan prediktif untuk berbagai tingkah laku konkrit.

            c). Pelaksanaan penyajian dan penyekoran yang sangat mudah dan penggunaan waktu tes yang relative ekonomis. (Sutarlinah S, 1983).Tes ini dipergunakan untuk keperluan yang berkaitan dengan faktor kemampuan mental umum  atau     kecerdasan.
            1.   Skala 1 = untuk anak usia 4 – 8 tahun, dan individu yang lebih tua yang mengalami cacat mental.
            2.   Skala 2 = untuk anak usia 8 – 14 tahun dan untuk orang dewasa yang memiliki kecerdasan dibawah normal.
3. Skala 3 = untuk usia sekolah lanjutan atas dan orang dewasa dengan kecerdasan tinggi

Ø  Maksud dan Tujuan Tes Bakat

Tes bakat adalah tes yang mengungkap bakat seseorang, yang juga merupakan kemampuan intelligensi khusus. Dengan mengetahui bakat seseorang, maka proses pendidikan dapat diarahkan pada bidang-bidang yang sesuai, sehingga akan lebih mudah mencapai hasil.Tes bakat dilakukan dengan tujuan yang berkaitan dengan bidang pendidikan dan industri. Dalam bidang pendidikan, dengan mengetahui bakat siswa maka ia dapat diarahkan sesuai dengan bakatnya tersebut agar siswa dapat mencapai prestasi sesuai dengan bakat yang dimilikinya. Hasil tes bakat sangat bermanfaat khususnya pada saat penjurusan, baik di SMA maupun SMK, dan untuk menentukan pilihan fakultas atau jurusan yang diinginkan di perguruan tinggi.
Tes bakat memiliki tujuan, antara lain:
1)      Untuk membantu merencanakan dan membuat keputusan mengenai pilihan pendidikan maupun pekerjaan
2)      Untuk mendiagnosa masalah belajar yang dialami seseorang
3)      Sebagai sarana untuk mengetahui sedini mungkin bakat-bakat yang dimiliki seseorang.

Ø  Differential Aptitude Test (DAT)
Tes ini berusaha untuk menentukan ke arah manakah kecenderungan bakat seseorang itu. Dari hasil tes tersebut dapat diperoleh skor seseorang dari masing-masing sub tes, yaitu:
a)      Tes Kemampuan Verbal (Verbl Reasoning)
Sebagai kemampuan memberikan pengertian dalam hal bahasa. Untuk mengetahui seberapa jauh seseorang dapat mengerti ide-ide dan konsep-konsep yang dinyatakan dalam bentuk kata-kata. Selain itu untuk mengetahui seberapa mudah seseorang dapat berpikir dan memecahkan masalah-masalah yang dinyatakan dalam bentuk kata-kata.
b)      Tes Kemampuan Numerik (Numerical Reasoning)
Sebagai kemampuan dalam hal hitungan angka. Untuk mengetahui seberapa baik seseorang dapat mengerti ide-ide dan konsep-konsep yang dinyatakan dalam bentuk angka-angka. Selain itu, seberapa mudah seseorang dapat berpikir dan memecahkan masalah-masalah dengan angka-angka.
c)      Tes Penalaran abstrak (Abstract Reasoning)
Isi subtes ini dirancang untuk mengungkap pemahaman umum testee. Kemampuan dalam memberikan pengertian dan pemahaman materi yang bersifat abstrak.
d)     Tes Kecepatan dan Ketelitian (Clerical speed and accurary)
Kemampuan di dalam hal kecepatan dan ketelitian. Tujuannya adalah untuk  mengukur kecepatan memberi jawaban atau tanggapan dalam suatu persepsi sederhana, mengungkap kecepatan persepsi, mengingat dengan cepat, kemampuan memberi tanggapan. Untuk mengetahui seberapa cepat dan teliti seseorang dapat menyelesaikan tugas-tugas tulis menulis, pekerjaan pembukuan atau ramu meramu yang sangat diperlukan di kantor- kantor, laboratorium, perusahaan dagang, gudang, dan tempat- tempat lain.
e)      Tes Pengertian Mekanik (Machanical Reasoning)
Kemampuan di dalam hubungannya dengan permesinan. Mengukur aspek daya penalaran di bidang kerja mekanis dan prinsip fisika, yang merupakan salah satu faktor intelligensi dalam arti luas. Penyajian tes ini dapat dilakukan secara perseorangan maupun kelompok. Waktu yang ditentukan untuk mengerjakan tes ini ialah 30 menit. Sedangkan waktu untuk instruksi sekitar lima sampai dengan sepuluh menit.
Tujuan tes ini untuk mengetahui kemampuan khusus dalam bidang kemampuan mekanik. Dengan mengetahui kemampuan ini maka dapat ditentukan jurusan studi maupun untuk memilih pekerjaan. Bidang pekerjaan yang membutuhkan kemampuan ini antara lain tukang kayu, ahli mesin, pemelihara mesin, dan perakit (assembler). Tes ini juga untuk mengetahui seberapa mudah seseorang memahami prinsip-prinsip umum ilmu pengetahuan alamiah sebagaimana terlihat dalam kejadian sehari-hari yang berhubungan dengan kehidupan. Untuk mengetahui seberapa baik seseorang mengerti tata kerja atau hokum-hukum, yang berlaku dalam perkakas-perkakas sederhana, mesin-mesin,dan        peralatan-peralatan.
f)       Tes Ruang Bidang (Space Relation)
Kemampuan dalam hubungannya dengan ruang. Tes ini mengukur kemampuan berpikir secara visual dari bentuk geometris memahami gambar dari dua dimensi untuk menjadi bentuk tiga dimensi. Tes ini dapat disajikan secara individual maupun secara klasikal. Waktu penyajian total waktu sekitar delapan menit dengan perincian tiga menit untuk memberikan penjelasan dan lima menit untuk mengerjakan soal.

g)      Pemakaian Bahasa: Mengeja (Language Usage)
Mengukur kemampuan membedakan tata bahasa yang baik dan benar, tanda baca, dan penggunaan kata, serta untuk mengukur seberapa baik seseorang mengeja kata dalam bahasa Inggris atau bahasa Indonesia.
Adapun tujuan dari DAT adalah :
1) Untuk mendapat prosedur penilaian yang ilmiah, terintegrasi, dan
            standard.
2) Untuk melakukan prediksi dalam bidang pendidikan dan pekerjaan
3)untuk pelajaran atau pekerjaan/profesi yang memerlukan persepsi
            hubungan antara benda-benda
4) untuk mengungkap prestasi belajar pada bidang tertentu agar lebih spesifik (kemampuan     khusus).

Ø  Kraepelin

Tes kraeplin adalah tes bakat tuggal. Tes kraeplin ini untuk mengetahui bakat (kemampuan) seseorang dalam bekerja. Faktor- factor yang diungkap dalam tes ini adalah:
a) Kecepatan kerja (Panker), yang ditunjukan pada berapa prestasi yang dicapai dalam mengerjakan tes
b) Ketelitian kerja (Tianker), yang ditunjukan pada berapa kesalahan (salah+loncatan) yang diperbuatdalam mengerjakan tes
c) Keajegan kerja (Janker), yang ditunjukan dengan irama kerja seseorang di dalam mengerjakan tes
d) Ketahanan kerja (Hanker), yaitu ditunjukan oleh garis ausdaner dalam mengerjakan tes. 
           


            D.Maksud dan tujuan tes kepribadian (mbti)
Berdasarkan tes kepribadian yang paling populer yaitu MBTI. Apakah Anda siap untuk mengetahui refleksi diri Anda? Tes ini merupakan analisis menyeluruh dari kepribadian Anda. Anda akan jauh lebih memahami siapa diri Anda sebagai pribadi dan memaksimalkannya. Apa formula, kekuatan, relationships dan juga pilihan karir yang sesuai dengan pribadi Anda.
Tes ini bersifat gratis atau tanpa dipungut biaya. Jalankan tes sesuai dengan diri Anda, bukan berdasarkan kondisi emosi sesaat. Kerjakan pada saat kondisi diri Anda benar-benar nyaman. Tidak ada jawaban benar dan salah di dalam tes ini.
            MBTI ini berdasarkan pemikiran C.G Jung (1921-1971) mengenai persepsi, judgment dan sikap yang digunakan oleh setiap tipe yang berbeda dari individu. Persepsi adalah kemampuan psikologis individu untuk sadar pada hal-hal, orang-orang dan ide-ide. Judgment melibatkan berbagai cara untuk menyimpulkan apa yang telah dipersepsikan individu tersebut. Kalau orang berbeda satu sama lain ketika mempersepsikan sesuatu juga ketika melakukan judgment, maka perbedaan ini juga mempengaruhi minat, ketrampilan, nilai-nilai serta reaksi mereka. MBTI dibuat untuk mempelajari tipe kepribadian berdasarkan teoriJung.

            MBTI atau Myers-Briggs Type Indicator sendiri merupakan instrumen tes yang sangat populer di kalangan pemerhati kepribadian individu. MBTI dikembangkan oleh Katharine Cook Briggs dan putrinya yang bernama Isabel Briggs Myers (dari merekalah kemudian nama MBTI berasal) pada era Perang Dunia II untuk membantu para pencari kerja menemukan tipe pekerjaan yang paling cocok untuk mereka : apakah mereka cocok menjadi pilot, manajer, dokter, atau bos mafia?
Tujuan MBTI adalah untuk mengungkap kepribadian: arah, minat, kecakapan, kemampuan,gayakerja,ataupun gaya     komunikasi.

v  Aplikasi praktis tes MBTI adalah:
a)       Memahami diri sendiri 
b)      Memahami orang lain
c)      Menghargai perbedaan
d)     Pengembangan diri
e)      Memilih karir
f)       Team building
g)      Penyelesaian konflik
h)      Memperbaiki komunikasi

v  MBTI tidak Mengukur:
a)      Gangguan kejiwaan 
b)      Abnormalitas
c)      Emosi
d)     Trauma
e)      Daya Belajar
f)       Tingkat kedewasaan
g)      Penyakit
h)      Intelegensia

v  MBTI Mengukur Preferensi;
a)      Bagian keberadaan kita 
b)      Tidak ada benar salah
c)      Tidak ada kurang – lebih baik
Dalam MBTI, ada 4 dikotomi mengenai aspek-aspek yang mempengaruhi perilaku seseorang, diantaranya:
a)      Bagaimana/dari mana seseorang memperoleh energi; apakah dari luar diri (extravert/E), atau dari dalam diri (introvert/I). 
b)      Bagaimana seseorang mendapatkan informasi; apakah melalui panca indra (sensing/S) atau imajinasi (intuiting/N),
c)      Bagaimana seseorang membuat keputusan; apakah berdasarkan pemikiran (thinking/T) atau perasaan (feeling/F),
d)     Bagaimana orientasi kehidupan seseorang; apakah dengan menilai (judging/J) atau dengan memahami (perceiving/P).
Dalam tes MBTI, kita akan disodori sejumlah pertanyaan yang pada intinya akan mengarahkan kita pada sisi mana kita berada untuk keempat dimensi di atas. Untuk dimensi Extrovert (E) vs. Introvert (I) misalnya, apakah kita cenderung berada pada sisi E atau I. Demikian juga untuk dimensi lainnya. Karena terdapat empat dimensi, maka kemungkinan kombinasinya menjadi 16 tipe : (ENTJ, ISTJ, ENFP, dst). Silahkan lihat dibawah tipe keperibadian pada bagian interpreasialattes MBTI.




BAB II
LAPORAN HASIL TES

A. Identitas Testee
Nama : DEVY INDAYANI
Jenis Kelamin : Perempuan
Pekerjaan : Mahasiswa
Pendidikan : S1 MATEMATIKA FKIP UMM Smt. 3
Alamat : Purbolinggo,raman utara
Tanggal Lahir : 17 januari 1993
Umur : 19 Tahun
Tanggal Tes : 17 Desember 2012

          B. Analisis Hasil
1. Tes Intelegensi
A  . Advanced Progressive Matrics (APM)
1)      Hasil tes APM testee Terlampir
2)      Hasil tidak dianalisis

B  . Culture Fair Intelligence Test (CFIT)     
1)      Hasil tes CFIT testee Terlampir
2)      Hasil tidak dianalisis

2. Tes Bakat
A.    Differential Aptitude Test (DAT)
1)      Hasil tes DAT testee terlampir
2)      Hasil tidak dianalisis
B.     Kreaplin
1)      Hasil tes kreaplin testee
2)      Hasil tidak dianalis

3. Tes kepribadian (MBTI)
1) Hasil tes MBTI testee terlampir
2) hasil dianalisis

HASIL ANALISIS SKOR INTROVERT DAN EKSTROVERT

NO
5
7
10
11
15
20
28
29
31
35
38
45
52
60
skor
Kunci jawaban
B
B
A
A
A
A
B
A
A
B
A
A
B
B

Introvert
0
1
1
0
0
0
0
1
1
0
0
0
1
0
5/15=0,33
Ekstrovert
1
0
0
1
1
1
1
0
0
1
1
1
0
1
9/15=0,6






HASIL ANALISIS SKOR SANSING DAN INTUITION

NO
6
8
13
16
18
22
25
27
34
36
41
43
46
51
53
Skor
Kunci jawaban
B
A
A
A
B
B
A
A
A
A
A
A
A
A
A

Sansing
1
1
1
0
1
O
O
1
1
1
0
1
O
O
1
9/15=0,6
intuition
0
0
0
1
0
1
1
0
0
0
1
0
1
1
0
6/15=0,4

HASIL ANALISIS SKOR THINKING DAN FEELING

NO
14
4
9
17
30
32
23
37
39
42
48
49
55
57
58
Skor
Kunci jawaban
A
A
B
A
A
B
A
A
B
A
A
B
A
A
A

Thinking
0
1
1
1
0
1
O
1
0
1
0
0
1
O
1
8/15=0,53
feeling
1
0
0
0
1
0
1
0
1
0
1
1
0
1
0
7/15=0,46


HASIL ANALISIS SKOR JUDGING DAN PERCEREUING

NO
1
3
12
19
21
24
26
33
40
44
47
58
54
56
59
Skor
Kunci jawaban
B
A
B
A
B
A
B
B
B
B
A
B
A
A
B

Judging
1
1
1
0
1
0
1
0
1
1
0
0
0
1
0
8/15=0,53
percereuing
0
0
0
1
0
1
0
1
0
0
1
1
1
0
1
7/15=0,46


Sehingga yang berdominan dalam hasil analisis skor tes MBTI dapat disimpulkan bahwa memiliki kepribadian ESTJ (konservatif-disiplin) yaitu:
1)      Praktis,realitis,berpegang pada fakta dengan dorongan alamiah untuk bisnis dan mekanis
2)      Sangat  sistematis,prosedural dan terencana
3)      Disiplin,on time dan pekerja keras
4)      Konservatif dan cenderung kaku
5)      Tidak tertarik pada subyek yang tidak berguna baginya,tapi dapat menyesuaikan diri jika diperlukan















BAB III
PENUTUP

A.    Kesimpulan

Dari uraian diatas dapat disimpulkan bahwa testee tersebut memiliki kepribadian ESTJ (Konservatif - Disiplin) yaitu:
a)      Praktis, realistis, berpegang pada fakta, dengan dorongan alamiah untuk bisnis dan mekanistis.
b)      Sangat sistematis, procedural dan terencana.
c)      Disiplin, on time dan pekerja keras.
d)     Konservatif dan cenderung kaku
e)      Tidak tertarik pada subject yang tidak berguna baginya, tapi dapat menyesuaikan diri jika diperlukan
f)       Senang mengorganisir sesuatu. Bisa menjadi administrator yang baik jika mereka ingat untuk memperhatikan perasaan dan perspektif orang lain.
Saran Pengembangan:
a)      Kurangi keinginan untuk mengontrol dan memaksa orang lain
b)      Belajarlah untuk mengontrol emosi dan amarah Anda
c)      Cobalah untuk introspeksi diri dan meluangkan waktu sejenak untuk merenung
d)     Belajarlah untuk lebih sabar dan low profile
e)      Belajarlah untuk memahami orang lain.
Saran Profesi: Militer, Manajer, Polisi, Hakim, Pengacara, Guru, Sales, Auditor, Akuntan, System Analyst

B.     Saran
Hasil analisis tes intelegensi, bakat dan mbti ini tidak dapat sepenuhnya digunakan sebagai teknik pemahaman individu. Oleh karena itu, penggunaannya harus pula dikuatkan dengan teknik pemahaman individu teknik testing yang lain. Adapun beberapa hasil tes intelegensi yang berbeda-beda, dapat dikarenakan banyak faktor, seperti instrumen tes yang diragukan lagi validitasnya, kondisi testi, cara tester menjelaskan kepada testi, dan physical setting.

1 komentar: