Selasa, 10 Desember 2013

PAPER




TUGAS INDIVIDU
PAPER
Sebagai salah satu syarat untuk mengikuti mata kuliah survey permasalahan bk  yang diampu oleh
Eko Susanto,M.Pd.Kons





Disusun Oleh :
Nama               : Mela Afriyanti
Npm                : 10130791
Kelas               : C
Semester          : V (lima)


FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
PROGRAM STUDY BIMBINGAN DAN KONSELING
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH METRO
TAHUN 2012







KATA PENGANTAR

Assalamualaikum wr. Wb

            Alhamdulillah segala puji syukur  bagi Allah  SWT yang telah melimpahkan rahmat, taufiq dan hidayah-NYA sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas kami yang berjudul Instrumen Penelitian.
            Penulis menyadari bahwa dalam tugas Tugas ini masih terdapat  banyak kekeliruan dan kesalahan sehingga kepada Dosen yang mengajar untuk mohon bantuannya untuk memperbaiki sehingga nantinya penulis dapat memperbaiki dalam pembuatan Tugas selanjutnya.
            Penulis mengucapkan banyak terima kasih kepada semua pihak yang ikut membantu dalam pembuatan Tugas ini baik secara tulisan maupun pikiran, penulis berharap semoga makalah/paper ini dapat bermanfaat pada semua khususnya bagi penulis

Wassalamualaikum Wr. Wb

Penulis

 Mela Afriyanti
10130791




DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL...............................................................................        i
KATA PENGANTAR............................................................................       ii
DAFTAR ISI............................................................................................       iii
BAB I     PENDAHULUAN ....................................................................     4                   
BAB II    PEMBAHASAN......................................................................       5
A.    Hakekat masalah..................................................................        5
B.     Pengertian permasalahan BK...............................................        5
C.     Isu/anggapan yang salah terhadap BK disekolah................        6

BAB III  KESIMPULAN .......................................................................        14
DAFTAR PUSTAKA

BAB I
PENDAHULUAN

         Guru pembimbing tidak lepas dari tugas pokoknya yaitu guna terciptanya layanan yang maksimal, diantaranya penyusunan program rencana pelayanan bimbingan dan konseling. Langkah selanjutkannya adalah pelaksanaan setelah itu tentu harus adanya evaluasi pelaksanaan bimbingan dan konseling. Untuk melaksanakan program pelayanan yang baik tentunya setiap guru pembimbing harus mengetahui tugas pokoknya. Semua itu agar tidak terjadi penyelewengan atau kekacauan dalam pelaksanaan bimbingan dan konseling di sekolah.
         Sebenarnya ditinjau dari tugas antara guru bimbingan dan konseling dan guru lain adalah sama, yakni sama-sama melakukan perencanaan, pelaksanaan, evaluasi, analisis dan tindak lanjut. Yang membedakan adalah ranah atau skop dari kerja itu sendiri.
         Sebagai contoh guru bidang studi didalam mengevaluasi identik dengan angka, mungkin nilai anak didik tinggi atau rendah. Tetapi di dalam bimbingan dan konseling bukan dalam bentuk angka tetapi perubahan tingkah laku yang sebenarnya sangat sulit untuk di ukur.
         Oleh karena itu kita sebagai calon guru bidang studi harus mengetahuinya agar tidak salah persepsi terhadap guru pembimbing atau guru bimbingan dan konseling, untuk itu kita harus mempelajarinya dengan seksama. Maka guna kepentingan belajar kita, kami susun makalah ini dengan judul Tugas pokok guru pembimbing dan mudah-mudahan makalah ini bermanfaat untuk kita.


BAB II
PEMBAHASAN

A.    Hakekat masalah
Masalah adalah suatu kendala atau persoalan yang harus dipecahkan dengan kata lain masalah merupakan kesenjangan antara kenyataan dengan suatu yang diharapkan dengan baik, agar tercapai tujuan dengan hasil yang maksimal. Masalah adalah suatu kendala atau persoalan yang harus dipecahkan dengan kata lain masalah merupakan kesenjangan antara kenyataan dengan suatu yang diharapkan dengan baik, agar tercapai tujuan dengan hasil yang maksimal.
            Sedangkan masalah dalam bimbingan dan konseling adalah segala sesuatu yang menjadi kendala atau hambatan yang harus dipecahkan dalam pencapaian dan terwujudnya tujuan bimbingan dan konseling.

B. Permasalahan BK di sekolah
Pada hakekatnya masalah secara umum  menunjuk pada adanya kesenjangan antara keadaan sekaran (pencapaian) dengan tujuan. Dalam penelitian mengacu pada fokus yang dipandang belum selesai dalam tataran teoritik dan praktik atau lebih seringnya dikatakan bahwa adanya kesenjanan antara teori dan praktik (kenyataan) dan memerlukan penyelesaisan (Sugiharto & Mulawarman, 2007: 8).
Hakekat masalah jika dikaitkan dengan konseling menurut Mappiare dalam Sugiharto & Mulawarman (2007: 8) masalah adalah kesenjangan antara kondisi sekarang individu dengan apa yang diharapkan individu atau lingkungannya dan di dalamnya terdapat hambatan untuk mencapai tujuan.
Masalah adalah hasil dari kesadaran bahwa kondisi yg sekarang terjadi belumlah sempurna dan keyakinan bahwa masa depan bisa dibuat jadi lebih baik (Purwanto, 2010).
Dari beberapa pengertian di atas, dapat disimpulkan bahwa permasalahan BK merupakan kesenjangan antara kondisi dalam tataran teoritik BK dengan praktik BK di Sekolah/lapangan yang memerlukan adanya penyelesaian.



C .     Isu-Isu/anggapan salah terhadap BK di Sekolah

 Menurut Setyafi dkk (2008) yaitu permasalahan BK di sekolah dalam tinjauan teori strukturasi.Struktur dapat berupa nilai, ide atau gagasan yang dimiliki oleh individu. Permasalahan yang paling tampak dalam sistem BK di sekolah adalah perbedaan nilai antara kepala sekolah dan konselor dalam mengartikan fungsi dan peran konselor di sekolah. Saat ini masih banyak kepala sekolah yang belum mengetahui dan memahami fungsi dan peran konselor sebagaimana mestinya. Sebagian diantara mereka mengira bahwa tugas konselor berkenaan dengan mengatasi semua siswa yang bermasalah termasuk sebagai petugas tata tertib, sehingga kepala sekolah menugaskan konselor sebagai petugas tata tertib, termasuk memberikan hukuman atau sanksi kepada siswa yang melanggar tata tertib.

Tentunya dalam pelaksanaan BK disekolah tentunya ada saja probleamtika yang ada didalamnya yaitu problamtika internal dan problematika ekternal,oleh karean itu kita akan membahas hal itu satu-satu:
A.      Internal
1. Bimbingan dan konseling berpusat pada masalah permukaan saja
Latar belakang:
Pada umumnya usaha pemberian bantuan memang diawali dengan melihat gejala-gejala dan keluhan awal yang disampaikan oleh klien. Namun demikian, jika pembahasan masalah itu dilanjutkan, didalami, dan dikembangkan, seringkali ternyata bahwa masalah yang sebenarnya lebih jauh, lebih luas dan lebih pelik bukan apa yang sekedar tampak atau disampaikan itu.ketidak jelian konselor dalam memandang ini yang sering kali membuat layanan konseling diperuntukan untuk masalah permukaan yang timbul saja
solusi:
Usaha pelayanan seharusnya dipusatkan pada masalah yang sebenarnya itu. Konselor tidak boleh terpaku oleh keluahan atau masalah yang pertama disampaikan oleh kien. Konselor harus mampu memahami masalah yang sebenarnya dan mendefinisikan masalah atau identifikasi masalah klien yang sebenarnya.
2. Guru BK belum begitu mampu mengembangkan profesionalitasnya sebagai konselor sekolah
Latar belakang:
Masih banyakanya siswa yanng belum bisa mengembangkan potensi yang ada dalam dirinya dan belum maksimalanya pelaksanaan bk disekolah baik dalam layanan bimbingan maupun pada saat konseli menunjukan rendahaya kemapuan guru bk yang ada deskolah.
Solusi;
Untuk mengatasi hal tersebut dalam upaya peningkatan profesionalitas guru BK tentunya dapat dilakukan dengan mengikuti seminar,work shop yang membahan pengetahuan tentang bimbingan konseling dan kegiatan lain yang berkenaan dengan bimbingan konseling.

3. Keterbatasan waktu dalam memberi layanan BK  
Latar belakang:
Rasio 1 guru bk dengan peserta didik yang diatasa sekitar 1:150 sehingga bila disekolah hanya ada  dua guru bk berarti hanya mampu mengangani sekitar 300 peserata didik sedangakan satu sekolahan  terkadang memiliki siswa lebih dari 600 sealain hal itu pelaksaan BK hanya diberikan waktu pada jam istirahat atau pada saat jam mata pelajaran bk dari hal itu apakah cukup dengan perbandingan rasio dan jumlah konselor sudah cukup untuk melaksanakan bimbingan dan konseling?tentunya secara nalar kita akan menjawab ”tidak”.
solusi:
Dalam masalah ini upaya yang bisa dilakukan untuk hal tersebut konselor bisa melakukan bimbingan kelompok sehingga konselor bisa memabntu konseli untuk menenukan solusi sendiri, mengambil keputusan, sehingga banyak waktu yang sanagat sedikit itu dapat dimanfaatkan dengan maksimal dan optimal

4. Keterbatasan informasi yang diberikan dalam memberikan layanan BK
latar belakang
kurang maksimalnya pemberian layanan bimbingan dan konseling disekolah terutama pada saat pemberian layanan BK,terkadang layanan BK yang diberikan oleh konselor belum bisa menjawab indicator yang diperlukan oleh peserta didi dan kebutuhan peserta didik pada saat itu.
solusi:
Upaya yang seharusnya dilakukan oleh konselor agar bisa untuk mengatasi permasalahan tersebut konselor bisa mencari reverensi dibuku baik perpustakaan atau di internet sehingga layanan bimbingan pemberian informasi bisa terlaksanana dengan baik dan yang terpenting  bisa menjawab indicator yang diperlukan siswa.
5.      Kuranganya dukungan dari sistem yang ada disekolah
Latar belakang:
Kurang maksimalnya guru bk atau konselor sekolah dalam berkerja disekolah salah satunya kurang komunikasi antara guru kelas,wali kelas,kepsek dan lain-lain yang masih didalam lingkup sekolah dari hal ini bisa membuat konselor kurang bisa dengan segera dalam memberikan layanan konseling dan mendapat informasi yang cepat mengenai siswa.

solusi:
Konselor bisa menjalin komunikasi yang baik dengan pihak-pihak yang terkait yang ada disekolahan sehingga dengan hal demikian semua sistem bisa bejalan dengan baik dan mendukung proses bk disekolah.

6. Konselor tidak bisa menyampaikan layanan BK layaknya sebagai seorang konselor.
Latar belakan:
Biasanya Layana BK yang diberikan oleh konselor itu tidak ada melibatkan peserta didik dalam setiap layanannya sehingga ketika konnselor menyampaikan layanan tidak ada bedanya dengan orang yang menyapaikan penyuluhan saja sehingga layanan yang diberikan tidak dapat diserap dengan baik karean bersifat satu arah (hanya konselor yang berbicara) tanpa melibatakan peserta didik
Solusi:
Dalam menypaikan setiap layanan BK hendak nya konselor selalu melibatkan peserta didik sebagai bagian dari pemberian layanan artinya peserta didik dibuat aktif dalam setiap pemberian layanan bimbingan sehingga setiap layanan yang diberikan akan lebih bermakna karena peserta didik turut serta menjadi bagian dari pemberian layanan,untuk bisa membuat hal ini terwujud hendaknya seorang konselor biasa menumbukan dinamika kelompok dalam setiap layanan yang diberikan dan untuk menumbuhkan dinamika kelompok itu konselor harus sering berlatih.

7. Tidak tersedia bank data (data jenis-jenis perkerjaan)
Latar belakang:
Bingungnya konselor dalam memberikan layanan terutama dalam jenis layanan karir hal ini disebabkan bank data tidak tersedia dengan baik bahkan saat ini dinas pendidikan dan depnaker juga tidak memiliki bank data padahal kalo di negri paman sham bank data disana tersedia dengan baik.
Solusi:
Untuk penyelesaian hal ini tentunya mulai saat harus bisa mengumpulan sedikit demi sedikit data tentang jenis pekerjaan sehingga akhirnya bisa terkumpul lebih banyak dan hal ini tentunya bisa dilakukan oleh semua konselor bahaka bisa melibtakan peserta didik atau mahasiswa jurusan BK untuk bisa membantu dalam melengkapi bank data tersbut.

8. Konselor sering tidak bisa menjalin hubungan yang baik dengan pesrta didik
Latarbelakang:
Gamabaran konselor yang sangat killer membuat siswa sering menghindar apabila bertemu dan berpapasan dengan konselor sekolah ditmabah lagi sangat minimnya waktu tatap muka anatara konselor dan peserta didik diman konseor hanya masuk satu kali dalam 1 minggu itu dengan waktu yang sangat minim dari hal ini yang bisa membuat salah satu factor mengapa konselor kurang  bisa mejadi mitra atau teman bagi setiap pesrta didik yang ada disekolah hal ini bisa ditambah dengan sifat konselor yang sanagat dingin terhadap dengan harapan peserta didik menjadi segan terhadap konselor.
Solusi:
Menjadi konselor harus bisa menjadi mitra peserta didik bukannya menimbulkan jarak hal ini salah satu cara yang bisa dilakukan:
a.      Konselor harus bersikap ramah
b.      Konselor membuang image killer
c.       Mempunyai ketulusan
d.      Penerimaan tanpa syarat terhadap semua peserta didik
e.      Menumbuhkan sikap empati.
Dengan konselor sekolah melakukan hal sperti diatas maka peserta didik akan lamabat laun akan bisa mendekat dengan atau konselor akan lebih mudah mendekat dengan peserta didik dengan ha demikian kita akan mudah melakukan tugas kita sebagai konselor karena telah terjalin hubungan yang baik dan pesertadidik akan lebih cenderung terbuka dengan konselor tentang apa yang sedang dialami dan konselor bisa dengan cepat melakukan penanganan terhadap permsalahan yang sedang dihadapi oleh siswa dan cenderung peserta  didik yang dengan suka rela akan menemui konselor.

9. Berkerja dibawah tekanan
Latarbelakang:
Ketidak berdayaan konselor dibanding dengan kekuasan kepala sekolah yang terkadang menggap BK sebagai bagian dari pengajaraan sehingga dengan keterpaksaan konselor mengajar dalam mata pelajaran yang itu merupakaan bukan dari bidang keahliannya dan hal ini diperkeruh dengan UU no 20 tahun 2003 tentang sistem pendidikan yang semakin membunuh tugas konselor memnadirikan mejadi mengajar.
solusi :
untuk mengatasi hal tersebut sangat lah sulit akan tetapi sa;ah satu cara unutk mengatsi hal tersbut konselor harus bisa mejelaskan funngsi, tugas, peran seorang konselor sekolah dengan harapan pihak sekolah dapat mengerti tugas konselor sesungguhnya dan tentunta disertai sikap tegas seorang konselor dalam sertiap kebijkakan yang dilauar fungsi, peran, tugas konselor.

B.      Ekternal 
1. Konselor di sekolah dianggap sebagai polisi sekolah
Latar belakang:
Masih banyak anggapan bahwa peranan konselor di sekolah adalah sebagai polisi sekolah yang harus menjaga dan mempertahankan tata tertib, disiplin, dan keamanan sekolah. Anggapan ini mengatakan ”barangsiapa diantara siswa-siswa melanggar peraturan dan disiplin sekolah harus berurusan dengan konselor”. Tidak jarang pula konselor sekolah diserahi tugas mengusut perkelahian ataupun pencurian. Konselor ditugaskan mencari siswa yang bersalah dan diberi wewenang untuk mengambil tindakan bagi siswa-siswa yang bersalah itu (cenderung menghukum siswa yang bermasalah) . Konselor didorong untuk mencari bukti-bukti atau berusaha agar siswa mengaku bahwa ia telah berbuat sesuatu yang tidak pada tempatnya .
solusi:
Berdasarkan pandangan di atas, adalah wajar bila siswa tidak mau datang kepada konselor karena menganggap bahwa dengan datang kepada konselor berarti menunjukkan aib, ia telah berbuat salah, atau predikat-predikat negative lainnya. Padahal sebaliknya, dari segenap anggapan yang merugikan itu, di sekolah konselor haruslah menjadi teman dan kepercayaan siswa. Disamping petugas-petugas lainnya di sekolah, konselor hendaknya menjadi tempat pencurahan kepentingan siswa, apa yang terasa di hati dan terpikirkan oleh siswa. Petugas bimbingan dan konseling bukanlah pengawas atau polisi yang selalu mencurigai dan akan menangkap siapa saja yang bersalah. Petugas bimbingan dan konseling adalah kawan pengiring petunjuk jalan, pembangun kekuatan, dan Pembina tingkah laku positif yang dikehendaki. Petugas bimbingan dankonseling hendaknya bisa menjadi konselor pengayom bagi siapa pun yang dating kepadanya. Dengan pandangan, sikap, ketrampilan, dan penampilan konselor siswa atau siapapun yang berhubungan dengan konsellor akan memperoleh suasana nyaman.

2. Bimbingan dan konseling dianggap semata-mata sebagai proses pemberian nasehat
Latar belakang:
Pelayanan bimbingan dan konseling menyangkut seluruh kepentingan klien dalam rangka pengembangan pribadi klien secara optimal. Akan tetapi terkadang di sekolah konselor bukanlah orang yang benar-benar professional sehingga pada saat proses konseling terkesan hanya memberikan nasehat bukan memabatu konseli dalam menentukan keputusan,solusi terhdap masalahanya dan memandirikan
Solusi:
Konselor juga harus melakukan upaya-upaya tindak lanjut serta mensinkronisasikan upaya yang satiu dan upaya lainnya sehingga keseluruhan upaya itu menjadi suatu rangkaian yang terpadu dan bersinambungan dan memahami teknik-teknik konseling sehingga pada saat proses konseling tidak menjadi memberi nasehat.

3. Bimbingan dan Konseling hanya untuk orang yang bermasalah saja
Latar belakang:
Sebagian orang berpandangan bahwa BK itu ada karena adanya masalah, jika tidak ada maka BK tidak diperlukan, dan BK itu diperlukan untuk membantu menyelesaikan masalah saja. Memang tidak dipungkiri bahwa salah satu tugas utama bimbingan dan konseling adalah untuk membantu dalam menyelesaikan masalah. Tetapi sebenarnya juga peranan BK itu sendiri adalah melakukan tindakan preventif agar masalah tidak timbul dan antisipasi agar ketika masalah yang sewaktu-waktu datang tidak berkembang menjadi masalah yang besar.
solusi:
Seharusnya konselor selalu mengamati semua siswa baik yang memiliki masalah atau yang tidak bermasalah untuk menghindari anggapan tersebut hendaknya konselor selalu melaksana fungsi bimbingan preventif untuk menimimalisir anggapan tersebut sehuingga dengan demikian sebelum ada masalah BK sudah muncul (layanan bimbingan).

4. Layanan Bimbingan dan Konseling dapat dilakukan oleh siapa saja
Latar  belakang:
Benarkah pekerjaan bimbingan konseling dapat dilakukan oleh siapa saja? Jawabannya bisa saja “benar” dan bisa pula “tidak”. Jawaban ”benar”, jika bimbingan dan konseling dianggap sebagai pekerjaan yang mudah dan dapat dilakukan secara amatiran belaka. Sedangkan jawaban ”tidak”.Hal ini didasarai pada masalah yang talah kami kemukakan kami terkdang pada pelaksanaan bimingan konseling itu banyak berupa nasehat dan nasehat itu bisa diberikan oleh siapa saja.
solusi ;
jika bimbingan dan konseling itu dilaksanakan berdasarkan prinsip-prinsip keilmuan dan teknologi (yaitu mengikuti filosopi, tujuan, metode, dan asas-asas tertentu), dengan kata lain dilaksanakan secara profesional. Salah satu ciri keprofesionalan bimbingan dan konseling adalah bahwa pelayanan itu harus dilakukan oleh orang-orang yang ahli dalam bidang bimbingan dan konseling. Keahliannya itu diperoleh melalui pendidikan dan latihan yang cukup lama di Perguruan Tinggi, serta pengalaman-pengalaman tentunya bila hal itu dilaksanakan anggapan bimbingan dapat diberikan olah  siapa saja tentunnya akan berubah.








BAB III
KESIMPULAN
Pada hakekatnya masalah secara umum  menunjuk pada adanya kesenjangan antara keadaan sekaran (pencapaian) dengan tujuan. Dalam penelitian mengacu pada fokus yang dipandang belum selesai dalam tataran teoritik dan praktik atau lebih seringnya dikatakan bahwa adanya kesenjanan antara teori dan praktik (kenyataan) dan memerlukan penyelesaisan (Sugiharto & Mulawarman, 2007: 8).
Masalah adalah hasil dari kesadaran bahwa kondisi yg sekarang terjadi belumlah sempurna dan keyakinan bahwa masa depan bisa dibuat jadi lebih baik (Purwanto, 2010).
Tentunya dalam pelaksanaan BK disekolah tentunya ada saja probleamtika yang ada didalamnya yaitu problamtika internal dan problematika ekternal,oleh karean itu kita akan membahas hal itu satu-satu:
A.      Internal
·         Bimbingan dan konseling berpusat pada masalah permukaan saja
·         Guru BK belum begitu mampu mengembangkan profesionalitasnya sebagai konselor sekolah
·         Keterbatasan waktu dalam memberikan layanan BK
·         Keterbatasan informasi yang diberikan dalam memberikan layanan BK atasan waktu dalam memberikan layanan BK
·         Kuranganya dukungan dari sistem yang ada disekolah
·         Konselor tidak bisa menyampaikan layanan BK layaknya sebagai seorang konselor
·         Tidak tersedia bank data
·         Konselor sering tidak bisa menjalin hubungan yang baik dengan siswa
·         Bekerja dibawah tekanan
B.     Eksternal
·         Konselor disekolah dianggap sebagai polisi sekolah
·         BK dianggap semata-mata sebagai proses pemberian nasehat
·         BK hanya untuk orang yang bermasalah saja
·         Layanan bk dapat dilakukan oleh siapa saja                                                                 




DAFTAR PUSTAKA

tariyuza.blogspot.com/2011/.../permasalahan-bk.ht...
Sumber : http://agunkadi.blogspot.com
bk-ikippgri-smg.blogspot.com/.../problematika-bk.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar