TUGAS INDIVIDU
PAPER
Sebagai salah satu syarat untuk
mengikuti mata kuliah survey permasalahan bk yang diampu oleh
Eko Susanto,M.Pd.Kons
Disusun Oleh :
Nama : Mela
Afriyanti
Npm : 10130791
Kelas : C
Semester : V (lima)
FAKULTAS KEGURUAN DAN
ILMU PENDIDIKAN
PROGRAM STUDY BIMBINGAN
DAN KONSELING
UNIVERSITAS
MUHAMMADIYAH METRO
TAHUN 2012
KATA PENGANTAR
Assalamualaikum wr. Wb
Alhamdulillah
segala puji syukur bagi Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat, taufiq dan
hidayah-NYA sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas kami yang berjudul
Instrumen Penelitian.
Penulis
menyadari bahwa dalam tugas Tugas ini masih terdapat banyak kekeliruan dan kesalahan sehingga
kepada Dosen yang mengajar untuk mohon bantuannya untuk memperbaiki sehingga nantinya
penulis dapat memperbaiki dalam pembuatan Tugas selanjutnya.
Penulis
mengucapkan banyak terima kasih kepada semua pihak yang ikut membantu dalam
pembuatan Tugas ini baik secara tulisan maupun pikiran, penulis berharap semoga
makalah/paper
ini dapat bermanfaat pada semua khususnya bagi penulis
Wassalamualaikum Wr. Wb
Penulis
Mela Afriyanti
10130791
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL............................................................................... i
KATA PENGANTAR............................................................................
ii
DAFTAR ISI............................................................................................
iii
BAB I PENDAHULUAN .................................................................... 4
BAB II PEMBAHASAN...................................................................... 5
A. Hakekat masalah.................................................................. 5
B. Pengertian permasalahan BK............................................... 5
C. Isu/anggapan yang salah terhadap BK
disekolah................ 6
BAB III KESIMPULAN ....................................................................... 14
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
Guru
pembimbing tidak lepas dari tugas pokoknya yaitu guna terciptanya
layanan yang maksimal, diantaranya penyusunan program rencana pelayanan bimbingan dan konseling.
Langkah selanjutkannya adalah pelaksanaan setelah itu tentu harus adanya evaluasi
pelaksanaan bimbingan dan konseling. Untuk melaksanakan program pelayanan yang
baik tentunya setiap guru pembimbing harus mengetahui tugas pokoknya. Semua itu
agar tidak terjadi penyelewengan atau kekacauan dalam pelaksanaan bimbingan dan
konseling di sekolah.
Sebenarnya ditinjau dari tugas antara guru bimbingan
dan konseling dan guru lain adalah sama, yakni sama-sama melakukan perencanaan,
pelaksanaan, evaluasi, analisis dan tindak lanjut. Yang membedakan adalah ranah
atau skop dari kerja itu sendiri.
Sebagai contoh guru bidang studi didalam mengevaluasi identik dengan angka,
mungkin nilai anak didik tinggi atau rendah. Tetapi di dalam bimbingan dan
konseling bukan dalam bentuk angka tetapi perubahan tingkah laku yang
sebenarnya sangat sulit untuk di ukur.
Oleh karena
itu kita sebagai calon guru bidang
studi harus
mengetahuinya agar tidak salah persepsi terhadap guru pembimbing atau guru bimbingan dan konseling, untuk itu
kita harus mempelajarinya dengan seksama. Maka guna kepentingan belajar kita,
kami susun makalah ini dengan judul Tugas pokok guru pembimbing dan
mudah-mudahan makalah ini bermanfaat untuk kita.
BAB II
PEMBAHASAN
A.
Hakekat masalah
Masalah
adalah suatu kendala atau persoalan yang harus dipecahkan dengan kata lain
masalah merupakan kesenjangan antara kenyataan dengan suatu yang diharapkan
dengan baik, agar tercapai tujuan dengan hasil yang maksimal. Masalah adalah
suatu kendala atau persoalan yang harus dipecahkan dengan kata lain masalah
merupakan kesenjangan antara kenyataan dengan suatu yang diharapkan dengan
baik, agar tercapai tujuan dengan hasil yang maksimal.
Sedangkan masalah dalam bimbingan dan konseling adalah segala sesuatu yang menjadi kendala atau hambatan yang harus dipecahkan dalam pencapaian dan terwujudnya tujuan bimbingan dan konseling.
Sedangkan masalah dalam bimbingan dan konseling adalah segala sesuatu yang menjadi kendala atau hambatan yang harus dipecahkan dalam pencapaian dan terwujudnya tujuan bimbingan dan konseling.
B. Permasalahan
BK di sekolah
Pada
hakekatnya masalah secara umum menunjuk pada adanya kesenjangan antara
keadaan sekaran (pencapaian) dengan tujuan. Dalam penelitian mengacu pada fokus
yang dipandang belum selesai dalam tataran teoritik dan praktik atau lebih
seringnya dikatakan bahwa adanya kesenjanan antara teori dan praktik
(kenyataan) dan memerlukan penyelesaisan (Sugiharto & Mulawarman, 2007: 8).
Hakekat
masalah jika dikaitkan dengan konseling menurut Mappiare dalam Sugiharto &
Mulawarman (2007: 8) masalah adalah kesenjangan antara kondisi sekarang
individu dengan apa yang diharapkan individu atau lingkungannya dan di dalamnya
terdapat hambatan untuk mencapai tujuan.
Masalah adalah hasil dari kesadaran bahwa kondisi yg sekarang terjadi
belumlah sempurna dan keyakinan bahwa masa depan bisa dibuat jadi lebih baik
(Purwanto, 2010).
Dari
beberapa pengertian di atas, dapat disimpulkan bahwa permasalahan BK merupakan
kesenjangan antara kondisi dalam tataran teoritik BK dengan praktik BK di Sekolah/lapangan
yang memerlukan adanya penyelesaian.
C .
Isu-Isu/anggapan salah terhadap BK di Sekolah
Menurut
Setyafi dkk (2008)
yaitu permasalahan BK di
sekolah dalam tinjauan teori strukturasi.Struktur
dapat berupa nilai, ide atau gagasan yang dimiliki oleh individu. Permasalahan
yang paling tampak dalam sistem BK di sekolah adalah perbedaan nilai antara
kepala sekolah dan konselor dalam mengartikan fungsi dan peran konselor di
sekolah. Saat ini masih banyak kepala sekolah yang belum mengetahui dan
memahami fungsi dan peran konselor sebagaimana mestinya. Sebagian diantara
mereka mengira bahwa tugas konselor berkenaan dengan mengatasi semua siswa yang
bermasalah termasuk sebagai petugas tata tertib, sehingga kepala sekolah
menugaskan konselor sebagai petugas tata tertib, termasuk memberikan hukuman
atau sanksi kepada siswa yang melanggar tata tertib.
Tentunya dalam pelaksanaan BK disekolah tentunya ada
saja probleamtika yang ada didalamnya yaitu problamtika internal dan
problematika ekternal,oleh karean itu kita akan membahas hal itu satu-satu:
A.
Internal
1. Bimbingan dan konseling
berpusat pada masalah permukaan saja
Latar belakang:
Latar belakang:
Pada umumnya usaha pemberian
bantuan memang diawali dengan melihat gejala-gejala dan keluhan awal yang
disampaikan oleh klien. Namun demikian, jika pembahasan masalah itu
dilanjutkan, didalami, dan dikembangkan, seringkali ternyata bahwa masalah yang
sebenarnya lebih jauh, lebih luas dan lebih pelik bukan apa yang sekedar tampak
atau disampaikan itu.ketidak jelian konselor dalam memandang ini yang sering
kali membuat layanan konseling diperuntukan untuk masalah permukaan yang timbul
saja
solusi:
Usaha pelayanan seharusnya
dipusatkan pada masalah yang sebenarnya itu. Konselor tidak boleh terpaku oleh
keluahan atau masalah yang pertama disampaikan oleh kien. Konselor harus mampu
memahami masalah yang sebenarnya dan mendefinisikan masalah atau identifikasi
masalah klien yang sebenarnya.
2. Guru BK belum begitu mampu
mengembangkan profesionalitasnya sebagai konselor sekolah
Latar belakang:
Masih banyakanya siswa yanng
belum bisa mengembangkan potensi yang ada dalam dirinya dan belum maksimalanya
pelaksanaan bk disekolah baik dalam layanan bimbingan maupun pada saat konseli
menunjukan rendahaya kemapuan guru bk yang ada deskolah.
Solusi;
Untuk mengatasi hal tersebut
dalam upaya peningkatan profesionalitas guru BK tentunya dapat dilakukan dengan
mengikuti seminar,work shop yang membahan pengetahuan tentang bimbingan konseling
dan kegiatan lain yang berkenaan dengan bimbingan konseling.
3. Keterbatasan waktu dalam
memberi layanan BK
Latar belakang:
Rasio 1 guru bk dengan peserta
didik yang diatasa sekitar 1:150 sehingga bila disekolah hanya ada dua
guru bk berarti hanya mampu mengangani sekitar 300 peserata didik sedangakan
satu sekolahan terkadang memiliki siswa lebih dari 600 sealain hal itu
pelaksaan BK hanya diberikan waktu pada jam istirahat atau pada saat jam mata
pelajaran bk dari hal itu apakah cukup dengan perbandingan rasio dan jumlah
konselor sudah cukup untuk melaksanakan bimbingan dan konseling?tentunya secara
nalar kita akan menjawab ”tidak”.
solusi:
Dalam masalah ini upaya yang bisa
dilakukan untuk hal tersebut konselor bisa melakukan bimbingan kelompok
sehingga konselor bisa memabntu konseli untuk menenukan solusi sendiri,
mengambil keputusan, sehingga banyak waktu yang sanagat sedikit itu dapat
dimanfaatkan dengan maksimal dan optimal
4. Keterbatasan informasi yang
diberikan dalam memberikan layanan BK
latar belakang
kurang maksimalnya pemberian
layanan bimbingan dan konseling disekolah terutama pada saat pemberian layanan
BK,terkadang layanan BK yang diberikan oleh konselor belum bisa menjawab
indicator yang diperlukan oleh peserta didi dan kebutuhan peserta didik pada
saat itu.
solusi:
Upaya yang seharusnya
dilakukan oleh konselor agar bisa untuk mengatasi permasalahan tersebut
konselor bisa mencari reverensi dibuku baik perpustakaan atau di internet
sehingga layanan bimbingan pemberian informasi bisa terlaksanana dengan baik
dan yang terpenting bisa menjawab indicator yang diperlukan siswa.
5.
Kuranganya dukungan dari sistem yang ada disekolah
Latar belakang:
Kurang maksimalnya guru bk
atau konselor sekolah dalam berkerja disekolah salah satunya kurang komunikasi
antara guru kelas,wali kelas,kepsek dan lain-lain yang masih didalam lingkup
sekolah dari hal ini bisa membuat konselor kurang bisa dengan segera dalam
memberikan layanan konseling dan mendapat informasi yang cepat mengenai siswa.
solusi:
Konselor bisa menjalin
komunikasi yang baik dengan pihak-pihak yang terkait yang ada disekolahan
sehingga dengan hal demikian semua sistem bisa bejalan dengan baik dan
mendukung proses bk disekolah.
6. Konselor tidak bisa
menyampaikan layanan BK layaknya sebagai seorang konselor.
Latar belakan:
Biasanya Layana BK yang
diberikan oleh konselor itu tidak ada melibatkan peserta didik dalam setiap
layanannya sehingga ketika konnselor menyampaikan layanan tidak ada bedanya
dengan orang yang menyapaikan penyuluhan saja sehingga layanan yang diberikan
tidak dapat diserap dengan baik karean bersifat satu arah (hanya konselor yang
berbicara) tanpa melibatakan peserta didik
Solusi:
Dalam menypaikan setiap
layanan BK hendak nya konselor selalu melibatkan peserta didik sebagai bagian
dari pemberian layanan artinya peserta didik dibuat aktif dalam setiap
pemberian layanan bimbingan sehingga setiap layanan yang diberikan akan lebih
bermakna karena peserta didik turut serta menjadi bagian dari pemberian
layanan,untuk bisa membuat hal ini terwujud hendaknya seorang konselor biasa
menumbukan dinamika kelompok dalam setiap layanan yang diberikan dan untuk
menumbuhkan dinamika kelompok itu konselor harus sering berlatih.
7. Tidak tersedia bank data
(data jenis-jenis perkerjaan)
Latar belakang:
Bingungnya konselor dalam
memberikan layanan terutama dalam jenis layanan karir hal ini disebabkan bank
data tidak tersedia dengan baik bahkan saat ini dinas pendidikan dan depnaker
juga tidak memiliki bank data padahal kalo di negri paman sham bank data disana
tersedia dengan baik.
Solusi:
Untuk penyelesaian hal ini
tentunya mulai saat harus bisa mengumpulan sedikit demi sedikit data tentang
jenis pekerjaan sehingga akhirnya bisa terkumpul lebih banyak dan hal ini
tentunya bisa dilakukan oleh semua konselor bahaka bisa melibtakan peserta
didik atau mahasiswa jurusan BK untuk bisa membantu dalam melengkapi bank data
tersbut.
8. Konselor sering tidak bisa
menjalin hubungan yang baik dengan pesrta didik
Latarbelakang:
Gamabaran konselor yang sangat
killer membuat siswa sering menghindar apabila bertemu dan berpapasan
dengan konselor sekolah ditmabah lagi sangat minimnya waktu tatap muka anatara
konselor dan peserta didik diman konseor hanya masuk satu kali dalam 1 minggu
itu dengan waktu yang sangat minim dari hal ini yang bisa membuat salah satu
factor mengapa konselor kurang bisa mejadi mitra atau teman bagi setiap
pesrta didik yang ada disekolah hal ini bisa ditambah dengan sifat konselor
yang sanagat dingin terhadap dengan harapan peserta didik menjadi segan
terhadap konselor.
Solusi:
Menjadi konselor harus bisa
menjadi mitra peserta didik bukannya menimbulkan jarak hal ini salah satu cara
yang bisa dilakukan:
a.
Konselor harus bersikap ramah
b.
Konselor membuang image killer
c.
Mempunyai ketulusan
d.
Penerimaan tanpa syarat terhadap semua peserta didik
e.
Menumbuhkan sikap empati.
Dengan konselor sekolah
melakukan hal sperti diatas maka peserta didik akan lamabat laun akan bisa
mendekat dengan atau konselor akan lebih mudah mendekat dengan peserta didik
dengan ha demikian kita akan mudah melakukan tugas kita sebagai konselor karena
telah terjalin hubungan yang baik dan pesertadidik akan lebih cenderung terbuka
dengan konselor tentang apa yang sedang dialami dan konselor bisa dengan cepat
melakukan penanganan terhadap permsalahan yang sedang dihadapi oleh siswa dan
cenderung peserta didik yang dengan suka rela akan menemui konselor.
9. Berkerja dibawah tekanan
Latarbelakang:
Ketidak berdayaan konselor
dibanding dengan kekuasan kepala sekolah yang terkadang menggap BK sebagai
bagian dari pengajaraan sehingga dengan keterpaksaan konselor mengajar dalam
mata pelajaran yang itu merupakaan bukan dari bidang keahliannya dan hal ini
diperkeruh dengan UU no 20 tahun 2003 tentang sistem pendidikan yang semakin
membunuh tugas konselor memnadirikan mejadi mengajar.
solusi :
untuk mengatasi hal tersebut
sangat lah sulit akan tetapi sa;ah satu cara unutk mengatsi hal tersbut
konselor harus bisa mejelaskan funngsi, tugas, peran seorang konselor sekolah
dengan harapan pihak sekolah dapat mengerti tugas konselor sesungguhnya dan
tentunta disertai sikap tegas seorang konselor dalam sertiap kebijkakan yang
dilauar fungsi, peran, tugas konselor.
B.
Ekternal
1. Konselor di sekolah
dianggap sebagai polisi sekolah
Latar belakang:
Masih banyak anggapan bahwa
peranan konselor di sekolah adalah sebagai polisi sekolah yang harus menjaga
dan mempertahankan tata tertib, disiplin, dan keamanan sekolah. Anggapan ini
mengatakan ”barangsiapa diantara siswa-siswa melanggar peraturan dan disiplin
sekolah harus berurusan dengan konselor”. Tidak jarang pula konselor sekolah
diserahi tugas mengusut perkelahian ataupun pencurian. Konselor ditugaskan
mencari siswa yang bersalah dan diberi wewenang untuk mengambil tindakan bagi
siswa-siswa yang bersalah itu (cenderung menghukum siswa yang bermasalah) .
Konselor didorong untuk mencari bukti-bukti atau berusaha agar siswa mengaku
bahwa ia telah berbuat sesuatu yang tidak pada tempatnya .
solusi:
Berdasarkan pandangan di atas,
adalah wajar bila siswa tidak mau datang kepada konselor karena menganggap
bahwa dengan datang kepada konselor berarti menunjukkan aib, ia telah berbuat
salah, atau predikat-predikat negative lainnya. Padahal sebaliknya, dari
segenap anggapan yang merugikan itu, di sekolah konselor haruslah menjadi teman
dan kepercayaan siswa. Disamping petugas-petugas lainnya di sekolah, konselor
hendaknya menjadi tempat pencurahan kepentingan siswa, apa yang terasa di hati
dan terpikirkan oleh siswa. Petugas bimbingan dan konseling bukanlah pengawas
atau polisi yang selalu mencurigai dan akan menangkap siapa saja yang bersalah.
Petugas bimbingan dan konseling adalah kawan pengiring petunjuk jalan,
pembangun kekuatan, dan Pembina tingkah laku positif yang dikehendaki. Petugas
bimbingan dankonseling hendaknya bisa menjadi konselor pengayom bagi siapa pun
yang dating kepadanya. Dengan pandangan, sikap, ketrampilan, dan penampilan
konselor siswa atau siapapun yang berhubungan dengan konsellor akan memperoleh
suasana nyaman.
2. Bimbingan dan konseling
dianggap semata-mata sebagai proses pemberian nasehat
Latar belakang:
Latar belakang:
Pelayanan bimbingan dan
konseling menyangkut seluruh kepentingan klien dalam rangka pengembangan
pribadi klien secara optimal. Akan tetapi terkadang di sekolah konselor
bukanlah orang yang benar-benar professional sehingga pada saat proses
konseling terkesan hanya memberikan nasehat bukan memabatu konseli dalam
menentukan keputusan,solusi terhdap masalahanya dan memandirikan
Solusi:
Konselor juga harus melakukan
upaya-upaya tindak lanjut serta mensinkronisasikan upaya yang satiu dan upaya
lainnya sehingga keseluruhan upaya itu menjadi suatu rangkaian yang terpadu dan
bersinambungan dan memahami teknik-teknik konseling sehingga pada saat proses
konseling tidak menjadi memberi nasehat.
3. Bimbingan dan Konseling
hanya untuk orang yang bermasalah saja
Latar belakang:
Sebagian orang berpandangan
bahwa BK itu ada karena adanya masalah, jika tidak ada maka BK tidak
diperlukan, dan BK itu diperlukan untuk membantu menyelesaikan masalah saja.
Memang tidak dipungkiri bahwa salah satu tugas utama bimbingan dan konseling
adalah untuk membantu dalam menyelesaikan masalah. Tetapi sebenarnya juga
peranan BK itu sendiri adalah melakukan tindakan preventif agar masalah tidak
timbul dan antisipasi agar ketika masalah yang sewaktu-waktu datang tidak
berkembang menjadi masalah yang besar.
solusi:
Seharusnya konselor selalu
mengamati semua siswa baik yang memiliki masalah atau yang tidak bermasalah
untuk menghindari anggapan tersebut hendaknya konselor selalu melaksana fungsi
bimbingan preventif untuk menimimalisir anggapan tersebut sehuingga dengan
demikian sebelum ada masalah BK sudah muncul (layanan bimbingan).
4. Layanan Bimbingan dan
Konseling dapat dilakukan oleh siapa saja
Latar belakang:
Benarkah pekerjaan bimbingan
konseling dapat dilakukan oleh siapa saja? Jawabannya bisa saja “benar” dan
bisa pula “tidak”. Jawaban ”benar”, jika bimbingan dan konseling dianggap
sebagai pekerjaan yang mudah dan dapat dilakukan secara amatiran belaka.
Sedangkan jawaban ”tidak”.Hal ini didasarai pada masalah yang talah kami
kemukakan kami terkdang pada pelaksanaan bimingan konseling itu banyak berupa
nasehat dan nasehat itu bisa diberikan oleh siapa saja.
solusi ;
jika bimbingan dan konseling
itu dilaksanakan berdasarkan prinsip-prinsip keilmuan dan teknologi (yaitu
mengikuti filosopi, tujuan, metode, dan asas-asas tertentu), dengan kata lain
dilaksanakan secara profesional. Salah satu ciri keprofesionalan bimbingan dan
konseling adalah bahwa pelayanan itu harus dilakukan oleh orang-orang yang ahli
dalam bidang bimbingan dan konseling. Keahliannya itu diperoleh melalui
pendidikan dan latihan yang cukup lama di Perguruan Tinggi, serta
pengalaman-pengalaman tentunya bila hal itu dilaksanakan anggapan bimbingan
dapat diberikan olah siapa saja tentunnya akan berubah.
BAB III
KESIMPULAN
Pada
hakekatnya masalah secara umum menunjuk pada adanya kesenjangan antara
keadaan sekaran (pencapaian) dengan tujuan. Dalam penelitian mengacu pada fokus
yang dipandang belum selesai dalam tataran teoritik dan praktik atau lebih
seringnya dikatakan bahwa adanya kesenjanan antara teori dan praktik
(kenyataan) dan memerlukan penyelesaisan (Sugiharto & Mulawarman, 2007: 8).
Masalah adalah hasil dari kesadaran bahwa kondisi yg sekarang terjadi
belumlah sempurna dan keyakinan bahwa masa depan bisa dibuat jadi lebih baik
(Purwanto, 2010).
Tentunya
dalam pelaksanaan BK disekolah tentunya ada saja probleamtika yang ada
didalamnya yaitu problamtika internal dan problematika ekternal,oleh karean itu
kita akan membahas hal itu satu-satu:
A.
Internal
·
Bimbingan dan konseling
berpusat pada masalah permukaan saja
·
Guru BK belum begitu mampu
mengembangkan profesionalitasnya sebagai konselor sekolah
·
Keterbatasan waktu dalam
memberikan layanan BK
·
Keterbatasan informasi yang
diberikan dalam memberikan layanan BK atasan waktu dalam memberikan layanan BK
·
Kuranganya dukungan dari
sistem yang ada disekolah
·
Konselor tidak bisa menyampaikan layanan BK layaknya sebagai seorang
konselor
·
Tidak tersedia bank data
·
Konselor sering tidak bisa menjalin hubungan yang baik dengan siswa
·
Bekerja dibawah tekanan
B.
Eksternal
·
Konselor
disekolah dianggap sebagai polisi sekolah
·
BK dianggap
semata-mata sebagai proses pemberian nasehat
·
BK hanya untuk
orang yang bermasalah saja
·
Layanan bk dapat
dilakukan oleh siapa saja
DAFTAR
PUSTAKA
tariyuza.blogspot.com/2011/.../permasalahan-bk.ht...
Sumber : http://agunkadi.blogspot.com
bk-ikippgri-smg.blogspot.com/.../problematika-bk.
http://konselor.blog.uns.ac.id/2010/10/19/contoh-problema-bk-di-sekolah-beserta-latar-belakang-dan-upaya-perbaikannya/. Diunduh tanggal 26
September 2011.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar